Ada istilah baru: MAWA. Make America Wealthy Again. Itu diucapkan oleh Presiden Donald Trump di ''pidato hari kemerdekaan'' Amerika Serikat kemarin subuh WIB.
Waini MAGA seperti rumah yang punya kamar di lantai dua: MAWA. Itulah tujuan kebijakan Trump yang menghebohkan dunia. Tidak hanya untuk Make Amerika Great Again. Tapi juga kembali kaya.
Negara terkaya itu rupanya merasa sudah miskin. Dalam istilah Trump Amerika sudah seperti negara ketiga. Kalah oleh Tiongkok –yang dulu negara amat miskin. Tentu yang dimaksud adalah kemajuan infrastrukturnya.
Apakah pengenaan tarif baru bea masuk barang ke Amerika bisa membuatnya kembali menjadi negara paling kaya?
Itulah yang jadi perbincangan akademis. Awalnya ide Trump itu hanya dianggap gertak sambal. Tidak sampai membuat ada yang menghitung dampak terinci dari kebijakan itu. Tapi dengan kepastian yang dilakukan Trump kemarin, seluruh dunia kini sibuk berhitung.
Dampak jangka pendek bagi Amerika jelas: ibarat Anda merenovasi rumah. Anda akan merasakan suasana yang sangat tidak nyaman. Beberapa bagian rumah dirusak. Suara palu berdentang. Berisik gergaji mendenging. Kamar tidur Anda pun berdebu. Air kran bocor. Tanaman dan bunga ketimpa reruntuhan.
Kelak, setelah rumah Anda selesai direnovasi, barulah Anda terlihat lebih kaya: rumah lebih besar. Lebih bagus. Lebih nyaman.
Itu kalau renovasinya sukses. Ada renovasi rumah yang memakan waktu sampai tiga tahun. Masa jabatan pun keburu habis. Bahkan ada renovasi yang berhenti di tengah jalan: kehabisan biaya. Atau bertengkar dengan kontraktornya.
Para petani Amerika bisa tergolong yang waswas. Sejak perang dagang dengan Tiongkok banyak petani sudah di ambang bangkrut. Harga hasil pertanian jatuh. Tiongkok lebih memilih impor kedelai dari Brasil.
Waini, ''rumah'' para petani itu harus direnovasi. Yang merenovasi Trump. Mereka tidak menanggung biaya renovasi tapi merasakan ketidaknyamanannya. Apalagi kalau di tengah renovasi kelak, terjadi perkembangan baru: renovasi berhenti sebelum selesai.
Di industri besar, yang terjadi bukan renovasi. Mereka seperti akan membangun rumah baru. Sangat besar. Sangat mahal. Padahal mereka sudah punya rumah yang lama yang tidak jelek.
Untuk membangun ''rumah'' baru seperti itu mereka akan berhitung lebih panjang. Terutama dampak jangka panjangnya. Trump memang selalu membanggakan arus masuk investasi baru ke Amerika. Dari Hyundai, Honda, Apple, Chips, dari Taiwan, dan banyak lagi. Bertriliun-triliun dolar. Mereka akan membangun pabrik-pabrik raksasa di Amerika. Trump mengatakan mereka akan sangat bahagia karena tidak perlu lagi membayar bea masuk.
Tapi ''kepastian jangka panjang'' akan menjadi dasar perhitungan mereka. Sebelum benar-benar membangun pabrik mereka akan melakukan kajian: apakah kebijakan tarif tinggi itu akan permanen. Atau suatu saat akan berubah.
Misalkan: tiba-tiba Kanada atau Meksiko menurunkan bea masuk. Apakah Amerika tidak berubah. Bahkan, misalkan empat tahun lagi bukan Trump yang jadi presiden. Bagaimana nasib investasi mereka.
Suasana ''wait and see'' seperti itulah yang membuat harga saham di pasar modal mereka melemah. Mereka menunggu kepastian yang lebih pasti.
Rasanya sejarah mengapa Amerika menjadi negara kaya bukanlah karena di zaman dulu mengenakan tarif tinggi untuk barang impor.
Amerika menjadi kaya karena diisi oleh imigran dari Eropa yang bekerja amat keras karena ingin kaya. Kalau mayoritas penduduknya ingin kaya negara akan menjadi kaya.
Tentu ingin kaya lewat kerja keras. Bukan lewat pengerukan kekayaan alam. Jelaslah mereka bukan imigran bodoh dan miskin. Mereka jadi imigran karena ingin maju. Amerika, awalnya, adalah kumpulan orang yang ingin maju.
Lalu mereka lebih kaya lagi karena mendapatkan buruh yang amat murah. Bukan lagi buruh tapi budak. Tidak dibayar. Atau dibayar sangat rendah. Mereka bekerja di kebun-kebun kapas, tambang dan infrastruktur. Mereka didatangkan dari Afrika dan sedikit dari Tiongkok.
Memang imigran yang belakangan masuk ke Amerika (dan Eropa) tidak sama lagi dengan imigran dari Eropa di masa lalu. ''Kualitas'' imigran yang belakangan masuk Amerika adalah kelas pencari kerja. Pencari kehidupan. Bukan pencari kekayaan.
Begitu besar jumlah imigran pencari kehidupan inilah yang membuat Amerika terlihat bergerak seperti dunia ketiga. Jumlah mereka kian banyak. Datang dari negara yang kian miskin.
Karena itu orang seperti Elon Musk sudah mulai berbicara soal nasib peradaban kulit putih di masa depan. "Dalam tiga generasi peradaban Barat sudah akan punah," katanya.
Maka Trump tidak hanya akan membuat MAWA dan MAGA tapi juga merasa dipilih oleh Tuhan untuk menyelamatkan peradaban Barat.
Masalahnya: dunia sudah telanjur berubah. Tidak ada lagi perbudakan. Banyak negara yang dulunya miskin sudah menyadari miskin itu susah.
Trump kelihatannya percaya peradaban bisa diubah lewat menaikkan tarif bea masuk ke Amerika.
Ini seperti sebuah renovasi rumah yang didesain sangat indah. Ia bisa jadi rumah baru yang tak terpermanai. Atau jadi rumah mangkrak yang kusam.( Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 3 April 2025: Pagar Danau
djokoLodang
-o--
Amerika, Kanada, Rusia, Tiongkok.
Manakah yang komunis, sosialis, kapitalis?
Saya pernah baca:
Tidak semua jari berukuran sama.
Ada yang pendek, ada yang panjang.
Komunisme adalah ketika Anda memotong jari yang lebih panjang supaya sama dengan jari yang lebih pendek.
Sosialisme adalah ketika Anda menarik paksa jari yang lebih pendek supaya sama dengan jari yang lebih panjang,
Kapitalisme adalah ketika Anda tidak berbuat apa-apa. Biar saja emua jari itu tidak sama ukurannya.
--koJo.-
Ahmed Nurjubaedi
Saya tidak punya kata apapun lagi untuk komplain, Bah... Saya pilih bersyukur. Bisa komen lagi setelah ditolak jutaan kali oleh sistem. Patah hati tidak ada dalam kamus saya....
Saya mau komen CHDI kemarin perihal harga telur. Sebenarnya, kalau dibandingkan, harga telur di Indonesia itu lebih mahal. Pendapatan per kapita Amerika itu 80 ribu USD, 16 kali lipat PDB Indonesia yang hanya 5 ribu USD. Saat ini, harga telur curah di Indonesia, 1300 IDR per butir. Jika PDB dijadikan patokan, mestinya harga telur di Amerika adalah 1300x16, yaitu 30.800 IDR per butir. Atau, harga telur per butir di Indonesia mestinya harga telur per butir di US yang 10.000 IDR dibagi 16, yaitu 625 IDR per butir.
Ternyata, kita ini memang jauh lebih miskin dibandingkan Amerika, namun lebih KAYA. Buktinya, kita bisa beli telur dengan harga yang lebih mahal dibandingkan orang Amerika....
Rumah Pantun
Cerita Tentang Lebaran Beda
Pak Haji : "Assalamu'alaikum Pak Ustad..."
Pak Ustadz : "Wa'laikum salam Pak Haji..."
Pak Haji : "Pak Ustadz, lebaran nanti, jadi mam dan khtib di masjid kami ya..."
Pak Ustadz : "Waduuh... maaf Pak Haji, saya udah ada jadwal i sini."
Pak Haji : "Ooooh... Okelah kal begtu. Assalamu'alaikum."
Pak Ustadz : "Wa'alaikum salam...."
Seminggu kemudian, Pak Ustadz dibuat terkejut setengah mati. Ternyata, lebaran di tempat Pak Haji mengikuti Muhamadiyah. Sedangkan jadwal Pak Ustadz adalah lebaran ikut pemerintah (NU). Tahu sendiri kan, berapa amplop yang dikasih panitia untuk imam dan khatib Idul Fitri. Yang pasti, lebih besar dari imam dan khatib Jum'at. Makanya, sekarang dia tidak terlalu pusing kalau misalnya terjadi lebaran yan tidak bersamaan. Malah dia lebih suka lebarannya berbeda harinya, biar bisa dapat khotbah dua kali. Dan amplopnya pun dua kali juga. hehehe.....
Mirza Mirwan
Dari Rose Garden -- taman seluas 600-an m² yang memisahkan Oval Office (kantor presiden) dan West Wing (kantor wakil presiden) -- Rabu kemarin Presiden Trump mengumumkan "reciprocal tariff" (tarif timbal balik) kepada negara-negara partner dagang Amerika. Tarif paling rendah 10% (Brasil dan Inggris, misalnya) dan tertinggi 54% (Tiongkok). Sementara Uni Eropa 20%, India 26%, Jepang 24%, untuk menyebut beberapa di antaranya.
Gegara pengumuman tarif itu IHSG, lagi-lagi, anjok. Harga saham Apple turun 7%, Nike 7%, Amazon 6%, Walmart 5%. Investor pun berlarian meninggalkan pasar modal Amerika.
Dalam hal retorika, Trump memang jagonya. Ia beralasan bahwa selama ini Amerika telah dijarah (looted), dirampok (pillaged), diperkosa (raped) dan digarong (plundered) oleh negara-negara partner dagang. Dengan tarif timbal balik yang diumumkannya Trump ingin melindungi, terutama, petani dan peternak Amerika. Lalu, dalam bahasa yang bombastis, ditambahkan "to embark on the biggest reorganization of the global economy since World War II."
Sayangnya, waini, hampir semua analis menilai negatif pengumuman Trump itu.
Juve Zhang
Amerika defisit gede memang boros dalam angggaran militer.....konon ada 800 pangkalan militer nya....wkqkqk.... Amerika ingin dunia semua takut dengan OTOT nya....tapi dunia sudah berubah.... Tiongkok sudah melangkah jauh dalam militer nya....konon sudah lebih unggul kalau terjadi perang satu lawan satu....kalau Tiongkok dikeroyok NATO tentu bisa kalah ...tapi kalau satu lawan satu sudah di analisa konsultan perang bahwa Tiongkok akan menang ....karena jumlah tentara dan alutsista Tiongkok sudah unggul....menjaga NATO ikutan keroyokan maka Tiongkok harus mengandalkan Rusia.....kapal selam Tiongkok dan Rusia sudah sering keluyuran dekat pantai Amerika ....mereka sering jalan jalan sambil menguji radar Amerika'....kelemahan Amerika justru harus diserang dengan kapal selam karena letak geografis nya di apit dua lautan Pacifik dan Atlantik....ini titik lemah Amerika garis pantai jadi terlalu panjang sulit di jaga ....makanya kapal selam Tiongkok dan Rusia sering jalan jalan baik di Pacifik maupun di Atlantik....tentu yg hadir sudah yg modern....kapal selam Tiongkok sudah dilengkapi rudal canggih daya jelajahnya tembaknya jauh 10 ribu km ...... Amerika tak tahu kemajuan Teknologi Tinggi Tiongkok sudah jauh melebihi Amerika.... istilah Putin Tiongkok 15 tahun lebih maju dari Amerika..... kemunduran Teknologi Amerika sudah bisa dibaca oleh Rusia dan Tiongkok....tapi om Jin Ping gak sesumbar ingin perang dengan manapun.... Tiongkok tak akan memulai perang jika tidak diserang...
Jokosp Sp
HERO itulah sebutan orang itu. Dan di sini kenapa tidak bisa?. Dan bisanya cuma sampai di pidatonya saja. Seseorang yang saya anggap benar menyampaikan begini : selama negara ini dipimpin dengan cara dagang sapi, yang ada transaksi untuk kemenangannya, maka negara ini tidak akan pernah bisa maju dan apalagi bebas dari korupsi. Mereka yang kemarin menyokong kemenangannya tentu akan menuntut balas jasa minimal jabatan dan proyek. Jabatan itu membawa konsekuensi, maka ketika sudah menjabat dalam pikiran yang ada hanya bagaimana mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan itu untuk bisa kembali. Modal yang dikeluarkan itu sangatlah besar, maka proyek yang diminta untuk imbal baliknya juga akan sangat besar. Sangat besar untuk membesarkan kembali menjadi naga-naga baru negeri ini. Berarti korupsi tidak akan hilang di negeri ini, selama pemerintahan ini dikelola oleh para pejabat dari oligarki dan dari unsur nepotisme para pendukung. Lihat apa yang sekarang terjadi, hutan dan pangan 280 juta rakyat Indonesia sudah dikuasainya. Ingat "kuasai negaranya, kuasai rakyatnya, kuasai dari apa yang dimakan". Inilah yang akan memimpin negeri ini.
Lagarenze 1301
Sebagian diri saya mengagumi "jurus mabuk" Trump sebagai aksi heroik.
Trump melakukannya bukan untuk dirinya sendiri. Tapi, untuk negaranya.
Di mana ada presiden seperti Trump yang begitu jago bersilat lidah, sangat percaya diri, tak kenal takut, bahkan tak tahu malu, demi mengangkat harkat dan martabat negaranya?
Sebagian lain diri saya menganggap ia adalah "orang gila" yang memimpin negara "kaya" dan "berkuasa"
Jokosp Sp
Trump bilang kalau Kanada sudah menikmati selama 40 tahun atas barang yang dijual ke Amerika, dan Amerika diam atas defisit perdagangan yang diterimanya selama 40 tahun tersebut. Seorang Trump memang tidak pernah mau realistis. Yang penting ngotot dengan argumennya yang disokong kekuatannya. Yahudi memang begitu. Betapa dunia ini telah dikadali ratusan tahun dengan sistem yang dibuat dengan Dolar Amerika (US$). Mereka dengan seenaknya cetak Dolar, sementara negara lain semua transaksi harus dari Dolar yang mereka cetak. Bahkan hutang dan bayarnyapun harus pakai Dolar Amerika. Sementara negara peminjam nilai mata uangnya akan otomatis terdegradasi dan amblas sampai ke dasar sumur. Ini yang sulit dipahami seorang menteri keuangan sebuah negara karena memang didikannya dari negara Amerika juga. Jika misal Rupiah dicetak dan dibuat untuk buat pabrik yang menghasilkan produk eksport yang menghasilkan Dolar harusnya Rupiah akan kompetitif di pasar keuangan. Pengangguran juga akan hilang karena warganya jadi produktif dengan lapangan kerja yang diciptakan negaranya berlimpah, dan ada di mana-mana. Itulah kenapa Trump sangat membenci BRICS dengan semakin tidak dipakainya Dolar dalam transaksi perdagangannya. Dan langkah cerdas negara pendiri BRICS adalah menyimpan Emas batangan sebagai cadangan. Ketika suatu saat nanti kertas uang Dolar amerika sudah tidak ada harganya, dan masuk dalam tong sampah, maka Emas batangan itu akan punya nilai yang luar biasa. Negara kita malah menjualnya?
Liáng - βιολί ζήτα
Kalau tidak salah..... Pemerintah Amerika Serikat di bawah Kepemimpinan Presiden Donald Trump masih tetap mengenakan tarif rendah untuk barang-barang dari negara-negara mitra dagang Amerika yang neraca perdagangannya "surplus terhadap Amerika" seperti Inggris, Australia, Brasil, dan beberapa negara lainnya.
Apakah tidak mungkin barang-barang dari negara-negara yang dikenakan tarif tinggi akan masuk ke Amerika melalui negara-negara tersebut ??
Bukankah ada banyak cara untuk "menyamarkan" suatu jenis barang aslinya produksi negara mana ??
Istilah umum "banyak jalan menuju Roma" sepertinya akan nge-trend setelah kebijakan Presiden Donald Trump tersebut..... Tetapi istilah tersebut yang dahulu ditujukan kepada orang, kini terhadap barang.....
Mungkin, istilah kerénnya..... "demand and supply will find their own way to create equilibrium".....
Dan..... kalau hal itu terjadi..... Presiden Donald Trump bisa jadi lebih pusing lagi.....
And..... should there be a "sequel" to MAGA, Mr. Donald Trump ??
Wira
Abah, selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin.
Dua alasan seseorang meminta maaf, pertama, karena pernah melakukan kekhilafan dan kedua, karena membuat orang lain tidak nyaman.
Yang sering kali terjadi akhir-akhir ini karena alasan yang kedua.
Maximilian
1300 tahun yang lalu, seorang ulama besar Islam madzhab Hanafi, bernama Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani, menulis kitab tipis 32 halaman, berjudul Kitab al-Kasb (The Book of Earning).
Di kitab tipis ini, beliau merinci 3 metode "transfer or wealth" -- bagaimana cara agar membuat banyak orang mau, berkenan, bersedia, bahkan bergembira, mentransfer sebagian kekayaannya, kepada Anda.
Saya hanya mempraktekkan 1 saja metode transfer of wealth yang diajarkan. Hasilnya? Eksponensial. Saya mencatatkan closing 1.200+ clients B2B dari 3 kota besar: Jakarta, Tangerang, Surabaya, dalam waktu 8 bulan, tanpa sepeser pun mengeluarkan budget untuk iklan.
Dan Anda pasti tau, hal yang paling menyenangkan dari melayani market B2B -- yang notabene business-owners dan rata-rata dari kalangan affluents -- itu adalah, mereka tidak pernah kekurangan uang. Dan saya, sebagai provider jasa untuk kebutuhan bisnis mereka, tidak pernah ragu, untuk men-charge mereka, dengan biaya yang lebih mahal. Dan mereka? Tetap happy, sebab jasa profesional yang saya offer, benar-benar deliver the result, untuk bisnis mereka.
Uniknya adalah, kitab klasik Islam karya Muhammad asy-Syaibani ini, ternyata tersimpan rapi, di repositori digital CIA, Amerika. Sekiranya ada yang membisiki Presiden Trump tentang kitab tipis powerful ini, bisa jadi akan ada lebih banyak negara, yang dengan happy, melakukan "transfer of wealth", ke Amerika -- tanpa perlu perang dagang, yang bikin urat leher banyak orang, jadi tegang
Kang Sabarikhlas
Waini,..ups..saya kok niru Abah meniru keluh Pak Mirza Mirwan,
saking pinginnya saya dipuji, pun ndak papa dapat stigma 'perusuh agak jelek' lha wong saya memang goblik je...
Anu..sakbenere sebagai rakyat jelantah saya nurut anjuran pusat menjalanken Efisiensi Anggapan, maksudnya sedikit komen 'bersebab' (duh niru Pak Mirza) itu loh Catatan Abah sedikit² kok dikit, buktinya mesti di'imbuhi' Pak Mirza.
Tapi..jiwa saya sebagai sok penulis, eh anu pengarang, mulailah 'ngarang'
Tiba² istri datang dari pasar,
"Alhamdulillah Naaang, dapat THR lagi, dah 6 toko. Sekarang THR dari penjual telur dapat 2kg telur"
"Loh Dik, telurnya kok pecah²?"
"Ndakpapa Nang, yang 0,5 kg utuh yang 1,5 kg buntes² tapi masih bagus bisa disimpan dikulkas kan bisa Efisiensi Anggaran namanya".
"Apa nanti ndak bikin kentut bau?"
"Halaa..yg bikin kentut itu rokokmu, ituloh sampean dikirimi Tante Swie THR 1 slop rokok, gula dan 20 sachet kopi kapal apung berhadiah Umroh, siapatahu sampean bisa Umroh gratis, Insha Allah"
"Aduh..Dik, kalau Umroh aku takut nanti ketemu Tuhan, aku kan anak sholeh kw...anu maksudku nanti takut bisa kesasar, kecuali Umroh bareng Pak Anu..yg hafal gerbang 1 sampai 300an ituloh..."
"Ealaaa Nang takut kalau mati disana?..lagian Pak Anu Pak Anu siapa sih?... koq gething aku!"
Loh? belum tahu dia.
Mbah Mars
Menuk pulang dari arisan dengan wajah masam.
“Ada apa pulang-pulang kok cemberut”, tanya Bolkin.
“Thekor yah. Besok-besok lagi males aku”, sahut Menuk.
Kemudian Manuk bercerita: “Habis arisan kami ramai-ramai nongkrong di rumah makan. Kami makan apa saja menu yg ada di rumah makan. Tiba giliran bayar, ada yg usul jika yg harus nraktir adalah anggota arisan yg suaminya paling ganteng”.
“Terus ?”, tanya Bolkin antusias.
“Mereka pada bilang kalau suaminya Menuk yg paling ganteng. Apes dech. Kena palak aku”
“Oaalah… habis berapa to Ma ?”
“Satu juta, Yah”
“Halah, uang segitu kok merengut. Nihhhh… saya ganti”, kata Bolkin sambil mengeluarkan 15 lembar uang Sukarno Hatta untuk Menuk.
Juve Zhang
Indonesia kena tarif Trump 32% sangat tinggi.....entah eksportir pada menjerit.... Tiongkok yg paling tinggi tidak risau ekspor nya ke seluruh dunia.....yg hanya ke Amerika seperti Meksiko Kanada jepang yg jerit jerit kesakitan.....Trump Tariff memang seru....semua kebagian jatah.....wkwkwk...tapi yg ekspor nya ke seluruh dunia santai saja....om Jin Ping paling nyantai.....sambil minum kopi....ngobrol santai sama Mentri nya....mobil Tiongkok saja sudah merajai Pasar Rusia.....jadi santai Duit masih datang banjir....
daeng romli
Ada prediksi bahwa amerika akan membuat pagar di danau yg meliputi wilayah amerika dan wilayah kanada.
Tapi hal diatas tdk akan berpengaruh pada nelayan dr Madura, yang tertangkap oleh Polisi Laut Diraja Malaysia.
Polisi : Kamu kami tangkap karena kamu menangkap ikan di wilayah Malaysia.
Nelayan : Loh saya tidak menangkap Ikan di wilayah Malaysia, saya cuma menangkap ikan Indonesia yg lari ke malaysia......
#wesngonoae
Fiona Handoko
Selamat siang bp thamrin, bung mirza, bp agus, bp udin, bp jokosp dan teman2 rusuhwan.
"Lahan terbengkalai kini untuk ketahanan energi. "
Demikian berita di rri. Co. Id.
Tidak benar perkebunan sawit yg disita itu terlantar. Perkebunan tsb sebelum disita, ada pegawai ribuan orang. Tapi karena proses hukum dan penyitaan. Mereka banyak yg resign.
Jika kementrian bumn mengklaim. Seolah olah menjadi juru selamat atas perkebunan sawit bermasalah. Itu jelas pembohongan publik.
Jika pemerintah benar menegakkan hukum. Pastikan 221 ribu ha kebun sawit sitaan itu. Dihutankan kembali.
Bukan malah meneruskan pelanggaran hukum. Dengan membentuk bumn pt agrinas palma nusantara, sebagai pemilik baru hasil rampasan negara.
Mirza Mirwan
Berapa miliar dolar estimasi pendapatan pemerintah Amerika dari kenaikan tarif dagang yang berlaku mulai hari ini?
Portal The Wall Street Journal (WSJ), mengutip berbagai sumber, membuat estimasi maksimum $835 miliar. Tentu dengan asumsi volume impor Amerika sebesar tahun lalu. Sedangkan estimasi minimum sebesar $700 miliar (setara Rp11.480-an triliun). Gila Lu, Ndro! Itu arinya lebih dari 3x lipat APBN Indonesia 2025. Itu juga berarti naik hampir 9x lipat dari penerimaan tahun 2024 yang "hanya" $80 miliar.
Berarti pemerintahan Trump panen dolar dong? Benar, dengan catatan volume barang masuk ke Amerika sama seperti tahun yang lalu. Apalagi pemerintahan Trump juga memangkas pengeluaran untuk "social security" (jaminan sosial) hingga $800 miliar. Udah gitu, eh, Kongres juga menaikkan plafon utang hingga $5triliun.
Tetapi, apa boleh buat, estimasi kenaikan pendapatan itu tak akan dinikmati oleh rakyat Amerika. Hagimana, coba. Lha wong memangkas jaminan sosial saja hingga setengahnya, kok.
Haterus duit yang banyak itu untuk apa? Kayaknya, sih, untuk menambah anggaran pertahanan. Trump punya mimpi menganeksasi Greenland, juga Terusan Panama. Anggaran untuk penjagaan perbatasan juga perlu ditambah, pun biaya deportasi imigran gila-gilaan.
Pendapatan pemerintah meningkat, tetapi nestapa rakyat kecil juga meningkat. Itulah Amerika di bawah administrasi Donald Trump.
Em Ha
Omon omon 3 Periode. Saya termasuk yang setuju Jokowi 3 Periode.
Ceritanya begini. 2004 pilpres pertama secara langsung. Pilihan berlabuh di SBY-JK. Jadi pemenang. 2009 JK-Wiranto Lebih Cepat Lebih Baik jadi pilihan. Termasuk golongan kalah, termasuk Mega-Prabowo.
2014 Jokowi-JK tak terbendung. Mengalahkan Prabowo-Hatta. 2019 Prabowo-Sandiaga Uno Keok dengan duet Jokowi-Maruf Amin.
2014 Saya termasuk yang mencoblos Jokowi. 2019 Tobat pilih Jokowi. Dilalah 2020 hingga 2023 di zaman covid keliling Sumatera dan Jawa. Berkendara mobil menikmati indahnya Indonesia.
Masifnya pembangunan jalan tol di Sumatera dan Jawa merubah pandangan saya tentang Jokowi. Saya menikmati perjalanan darat itu. Saya merasakan kecepatannya, tanpa hambatannya.
Saya merasakan Presiden terdahulu ragu-ragu. Saya merasakan Indonesia perlu Presiden yang tanpa banyak perhitungan melaju bangun infrastruktur dasar.
Jokowi 3 Periode saya setuju. Kedengarannya lugu. Saya merasakan sekarang melambat. Efisiensi ala Prabowo membuat segalanya melambat.
Mungkin saya salah. Biar lambat asal selamat.