Sehat Rakus

SIAPA pun yang sudah begitu kuat sulit ditumbangkan orang luar. Ia/dia bisa tumbang sendiri.
Contohnya terjadi sekarang ini: perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Amerika tiba-tiba susut 50 persen: UnitedHealth. CEO-nya sampai tiba-tiba meletakkan jabatan: Sir Andrew Philip Witty, 60 tahun.
Begitu sulitnya perusahaan itu untuk bangkit kembali sampai pensiunan CEO-nya yang sudah berumur 72 tahun diminta kembali memimpin perusahaan: Stephen J. Hemsley.
Belakangan perusahaan nomor lima terbesar di Amerika ini (No 5 Fortune500/2023), memang disorot tajam. Enam bulan lalu CEO anak perusahaan terpentingnya tewas ditembak di depan hotel Hilton di New York: Brian Thompson.
Kebencian pada perusahaan asuransi memang meningkat. Apalagi asuransi kesehatan. Penyebabnya: mahalnya premi tidak sebanding dengan layanan.
Maka ''Tiga D'' yang selama ini jadi rahasia sukses perusahaan asuransi menjadi bully untuk mereka sendiri: delay, deny, defend. Maksudnya: kalau ada klaim, tunda selama mungkin (delay). Kalau bisa, tolak (deny). Kalau orang yang klaim itu ngotot, bertahanlah (defend).
Tiga kata itu juga yang ditinggalkan oleh penembak Thompson di depan Hilton. Maka terungkaplah bahwa motif penembakan semata soal kebenciannya pada perusahaan asuransi. Tidak ada motif lain.
Itu terjadi enam bulan lalu. Tepatnya tanggal 4 Desember 2024. Pukul 06.44. Masih sangat pagi untuk ukuran bulan Desember di New York. Di bulan seperti itu matahari malas terbit cepat di Manhattan. Sebaliknya di sore hari matahari bergegas tenggelam.
CEO yang sukses tidak ada yang bangun siang –mbangkong. Pun Thompson.
Pukul 06.40 Thompson sudah meninggalkan hotel bintang limanya: J.W. Marriott. Hotel ini menghadap ke Central Park –kawasan termahal di Manhattan. Ia tinggal jalan kaki beberapa langkah untuk kemudian belok kanan menuju Hilton Midtown. Hanya perlu jalan kaki lima blok, sekitar lima menit sudah sampai.
Begitu tiba di depan pintu Hilton seseorang mendekat. Di jarak enam meter ia melepaskan tembakan. Tiga kali. Sepertinya setiap satu tembakan mewakili delay, deny, defend.
Thompson tersungkur. Ia dilarikan ke RS Mt. Sinai, tidak jauh dari lokasi penembakan. Si penembak sendiri lari dengan sepeda listrik ke arah Central Park. Sembunyi di situ.
Kamera di depan Hilton merekam banyak angle. Si penembak pun tertangkap. Namanya: Luigi Mangione. Dari pengusutan diketahui: ia ganti baju di Central Park, lalu naik taksi ke terminal bus menuju luar kota.
Mangiore sudah lama mengincar bos-bos UnitedHealth. Ia ikuti berita soal grup perusahaan besar itu. Kantor pusat UnitedHealth Group sebenarnya memang di pedalaman Amerika: di Minneapolis. Tapi di akhir Desember grup itu mengadakan rapat besar di New York.
Mangiore tiba di New York lebih dulu. Ia naik bus Greyhound yang murah dari negara bagian Pennsylvania. Ia sendiri insinyur lulusan U-Penn. Kerjanya di bidang engineering.
Mangiore terkena sakit punggung. Ia bukan salah satu dari 50 juta peserta asuransi di UnitedHealth tapi ia merasakan kejengkelan berat. Ia tahu kekerasan tidak pernah bisa menyelesaikan persoalan, tapi ia ingin jadi martir untuk terjadinya reformasi asuransi kesehatan.
Mangiore adalah pembunuh. Tapi begitu banyak netizen yang menganggapnya pahlawan. Mereka berpendapat perusahaan asuransi kesehatan sudah terlalu jauh meninggalkan misi pelayanan. Sudah terlalu berorientasi pada laba. Sudah rakus.
Apalagi mereka tahu berapa gaji dan bonus para eksekutif perusahaan itu. Saya tidak sampai hati menuliskan besarnya di sini: takut direksi BPJS Kesehatan ikut minta naik gaji.
Mangiore tiba di New York 10 hari sebelum Thompson. Mangiore tinggal di hotel kecil. Ia melakukan observasi ke Hilton beberapa kali.
Pada 4 Desember itu ia sudah tiba di depan Hilton lima menit sebelum Thompson tiba. Ia berdiri di seberang jalan. Begitu melihat sasaranya menuju pintu Hilton ia mendekat: delay! deny! defend! Tiga selongsong peluru pistol ditemukan di lokasi.
Lima hari kemudian Mangiore sudah ditangkap. Ia dijatuhi hukuman seumur hidup. Kini Mangiore sudah di dalam penjara, tapi para eksekutif perusahaan asuransi kesehatan masih merasa tidak aman.
UnitedHealth kini jadi sorotan nasional. Perusahaan ini bisa besar karena menggabungkan antara jasa keuangan (asuransi) dengan pelayanan kesehatan. Grup ini punya 55 rumah sakit, 250 lebih klinik, dan banyak sekali fasilitas perawatan kesehatan.
Satu orang sudah tewas. Satu orang sudah masuk penjara seumur hidupnya. Tapi reformasi kesehatan kian jauh di zaman Presiden Donald Trump ini.
Kita sendiri masih jauh dari persoalan seperti itu. Apalagi kalau kita tetap rajin olahraga –meski pun harus sambil mengikuti hebohnya ijazah palsu tidak palsu. (Dahlan Iskan)
---
Sudah baca Story of Diaspora terbaru yang ditulis oleh Marisa Tania? Mode ke Kode
---
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 16 Mei 2025: Gadis Embun
Lagarenze 1301
Saya sering kaget membaca tulisan anak zaman sekarang. Enak dibaca. Story telling. Mungkin, medsos satu di antara pemicu anak-anak remaja itu bisa menulis dengan baik. Sudah banyak tempat untuk menulis. Di Instagram, Facebook, Twitter, hingga yang terbaru, Threads, mereka kerap menulis curahan hati. Tentu, jangan berharap tulisan mereka sempurna seperti tulisan di media mainstream. Setidaknya, tulisan mereka "sempurna" untuk platform media sosial. Apa yang ingin mereka sampaikan bisa ditangkap dengan baik oleh pembacanya. Untuk menjadi penulis yang baik, tinggal dipoles sedikit, jadi. Saya kenal beberapa wartawan pemula, fresh graduate, yang, wow, tulisannya sangat kaya. Redaktur tidak perlu memanggilnya untuk duduk di samping, lalu memintanya menceritakan ulang apa yang telah ia tulis. Tulisan "Gadis Embun" ini begitu enak dibaca dan kaya dengan story telling. Bayangkan kelak ia pulang ke Indonesia dan menjadi "Gadis e-Commerce".
Agus Suryonegoro III
DRAMA SATY BABAK: DELLA.. (Lampu sorot menyala. Della berdiri di tengah panggung. Bayangan panjang membelah lantai. Lalu… suara menggema:) “Della… dengar aku!” (Suara makin membara.) “Kau bukan dilahirkan untuk menyerah! Bukan untuk sekadar bertahan hidup. Tapi untuk MENAKLUKKAN!” Ingatlah… Dalam nadi kita mengalir darah petarung! Yang dulu melawan penjajah dengan bambu runcing… Yang sekarang melawan deadline, tekanan batin, dan aplikasi error tanpa ampun! Kalau hari ini terasa berat, angkat dagumu, Della. Karena bahkan langit pun berguncang sebelum petir menyambar! Berani capek. Berani gagal. Tapi jangan pernah berani menyerah! Karena saat kau jatuh—ingat: Tanah tempatmu tersungkur adalah juga pijakan untuk melompat lebih tinggi! Dan kalau ada yang meremehkanmu? Tertawalah Lalu buktikan. Karena tidak ada yang lebih indah dari balas dendam. Dalam bentuk keberhasilan yang memukau! (Lampu padam. Tepuk tangan menggelegar. Perjuangan belum selesai.)
Hendri Ma'ruf
Terima kasih Della. Terima kasih pak Dahlan. Cerita Della ini salah yang inspiratif buat generasi muda Indonesia hari ini. Kalau ada seleksi tulisan inspiratif para diaspora dari Disway, tulisan Della bisa dicalonkan. Mungkin saja masuk top 10 inspiratif tulisan Diaspora Disway. (Saya berkaca-kaca membaca tulisannya.)
Nimas Mumtazah
Membaca tulisan Della.. Sekuat apapun menahan air mata agar tak jatuh, akhirnya tumpah juga. Semoga Allah terus mudahkan jalanmu nak.. Terima kasih pelajaran hari ini..
Nimas Mumtazah
Jalur penuh luka, tapi penuh makna. Della, sedang menjahit masa depannya bersama restu orang tua. Pamit ayah lewat video call, karena sedang nyopir di luar kota. Ada satu alasan kenapa anak perempuan sangat mencintai ayahnya, setidaknya ada satu pria di dunia yang tak pernah menyakiti hatinya. Ayah, tak mahir mengurai kata cinta, namun dalam tengadah doanya ada nama anak²nya.
Mirza Mirwan
By nature, Della anak yang cerdas. Hanya saja Della keliru memilih jenjang pendidikan untuk meraih mimpinya: bisa kuliah gratis di luar negeri. Mimpi itu sudah muncul sejak masuk SMP, tetapi Della memilih masuk SMK. Harusnya ke SMA. Tetapi Allah menyayangi Della. Meski harus melewati jalan berliku, mimpi Della bisa menjadi kenyataan. "Where there is a will, there is a way". Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. من جدّ وجد. Di balik sukses Della meraih mimpi ada kedua orangtuanya yang, pasti, mendoakan Della di setiap helaan napasnya. Saya yakin itu. Mendoakan anak di setiap helaan napas inilah yang sering dilupakan orangtua untuk anak mereka, yang akhirnya setelah lulus sekolah atau kuliah tetap menjadi beban orangtua. Ada contoh lain betapa mujarabnya doa orangtua. Jauh sebelum Della ada Raeni dari Kendal, Jawa Tengah. Ayahnya hanya tukang becak. Ia diterima di Universitas Negeri Semarang (Unnes) lewat jalur "Bidik misi", tetapi menjadi lulusan terbaik. Presiden SBY mengganjarnya dengan beasiswa S-2 (mungkin LPDP) untuk kuliah di Universitas Birmingham, UK. Lulus master dari Birmingham ia mengajar di almamaternya. Lalu ia mendapat beasiswa LPDP untuk S-3 di Birmingham pula. Selesai tepat waktu. Banyak Raeni dan Della yang lainnya. Dan itu semua berkat doa orangtua sejak mereka masih kanak-kanak. Lewat kolom ini saya titip pesan untuk Nak Della: jangan pernah melupakan shalat dan mendoakan orangtua. Della punya utang air susu dan kasih saya kepada mereka.
Thamrin Dahlan YPTD
Della Gadis Embun memiliki bakat menulis. Alur tulisannyi runtut dijiwai Ruh sejati yang nan tak mungkin tertandingi Al. Karya orisinil original berangkat dari hati nan bersih dan tulus ingin berbagi kisah nyata kehidupan seorang Gadis Desa anak Sopir Salut pula kepada Abah, kembali ke niat utama disway.id. Memberitakan narasi positif nan patut pula disyiarkan ke khalayak ramai. Intinya setiap tulisan itu memiliki Ruh ketika dibaca banyak orang. Pahala selanjutnya bersebab apa nan ditorehkan memberikan manfaat bagi pembaca. Yes disitulah kekuatan sebuah karya tulis ketika berhasil me motivasi. Berlanjut berujung kepada satu perubahan hidup dan kehidupan lebih baik. Dela telah berhasil me motivasi taman teman seangkatan. Generasi emas Indonesia Raya, Bahwa perjuangan itu memang harus terus menerus diperjuangkan tanpa pernah surut patah ditengah jalan. Bacalah sekali lagi. "Aku patah, tetapi aku percaya Tuhan tidak membawa kita sejauh ini hanya untuk menyerah" Luar biasa narasi ini. Makna nan tersirat bahwa Keyakinan nan diikat Iman membentuk rasa percaya diri berdasarkan Sifat A Rahman Ar Rahim Allah SWT nan tiada tara. Salamsalaman Jum'at Penuh Keberkahan.
- Tulisan Della hari ini (16 Mar 2025) dan tulisan Marisa (13 Mar 2025) adalah kisah sukses perjuangan kelas bawah dan kelas menengah di Tiongkok dan di Amerika. Tulisan mereka berdua sangat memberi inspirasi bagi kita semua mengenai keuletan dan kerja keras serta sikon yang mendukung mereka berdua meraih kesuksesan. Kalau dalam bahasa Karl Marx, ini adalah kisah sukses dari class struggle. Belakangan ini saya rajin menyimak Richard David Wolff, pengarang buku Understanding Marxism (2019). Dia juga mengarang buku Democracy At Work: A Cure for Capitalism (2012). Dan buku Capitalism’s Crisis Deepens: Essays on the Global Economic Meltdown. Kesimpulan saya adalah Tiongkok sedang menanjak dan Amerika sedang menurun karena Tiongkok memahami sistem kapitalisme dan marxisme baik kelebihan maupun kekurangannya, lalu berusaha mengambil kelebihan dari dua sistem tersebut seraya menambal kekurangan dari dua sistem tersebut. Sebaliknya Amerika tidak dapat mempersepsi dua sistem ekonomi tersebut sebaik Tiongkok namun berpihak secara membabibuta kepada sistem kapitalisme sehingga menguntungkan kaum kapitalis dan membuat US Gov’t dikuasai big capitalist yang pada gilirannya big corporations bisa memaksa US Gov’t menurunkan pajak penghasilan untuk companies. Lalu memaksa US Gov’t berhutang kepada big companies/corporations dalam bentuk US Bonds. Padahal kalau US Gov’t secerdas Tiongkok maka Gov’t yang memajaki/memalak big companies dan bukan sebaliknya yaitu big capitalist yang memalak Gov’t!
Sri Wasono Widodo
Nestapa supir truk. Seorang supir truk dari daerah transmigran di Sumatera mencari kerja di Yogya, kerja 7 bulan hanya digaji 4 bulan. Dari TikTok ada kabar lowongan kerja di sebuah bengkel Tulungagung, jalanlah dia bersama isteri dan seorang anaknya berusia sekitar 10 tahun. Di Tulungagung ternyata pekerjaan bengkelnya sudah diisi orang. Terpaksa balik lagi ke Yogya jalan kaki, total 9 hari jalan kaki. Beruntung ketika lewat Lamongan ketemu Pak Purnomo Belajar Baik, polisi konten kreator yang baik hati, yang kemudian menolongnya. Seorang sopir truk lain dari Kudus menuju Cilegon truknya terguling di daerah Jawa Barat. Dia dan adiknya yang merupakan kenek truk terpaksa mencari mobil derek. Rencananya beaya mobil dereknya akan diperoleh dari rekan-rekannya dengan cara patungan nanti akan diangsurnya. Beruntung ada Kang Dedi Mulyadi lewat, yang memberikan beaya derek itu. Himbauan bagi para pengusaha truk, jalinlah simbiosis mutualism dengan sopir dan kenek Anda. Jika dia Anda sejahterakan, yakinlah bahwa dia akan bekerja keras demi kemajuan usaha Anda.
Achmad Faisol
saya punya pertanyaan untuk pak DI sebagai mantan menteri bumn... mengapa telkom membuat kampus bahkan smk...? apa bisnisnya tidak untung besar...? bumn lain juga begitu... kok ga fokus ke bisnis saja... atau, merasa diri terlalu hebat sehingga urusan bisnis itu kecil sehingga harus merambah bidang lain untuk mencari uang...? dulu, zaman stt telkom bandung, memang lulusan akan jadi pegawai telkom... mirip stan-lah... namun, kan sudah lama tidak begitu... lalu, smk telkom termasuk cucu, cicit, canggah, keturunan adopsi, atau apa bagi telkom...? mungkin pak agus juga bisa menerangkan... terima kasih sebelumnya...
Er Gham 2
Saya kadang-kadang berpikir. Jika saya wong cilik hidup di Jawa Tengah atau Yogyakarta saat terjadi perang Diponegoro yang dahsyat, apakah saya memilih bergabung sebagai sukarelawan dengan pasukan Pangeran Diponegoro. Atau memilih cari aman saja, misalnya tetap sebagai petani atau pedagang kecil. Yang penting kumpul dengan keluarga dan tidak dikejar tentara Belanda. Atau saat terjadi perang Surabaya, apakah akan bergabung dengan rakyat lain sesuai pidato Bung Tomo untuk melawan tentara Inggris dan Belanda, atau cari aman saja. Bergabung dengan pasukan Diponegoro atau melawan Inggris di Surabaya risikonya mati. Atau terluka berat. Meninggalkan keluarga di rumah. Lalu saya proyeksi kan saat ini. Apakah cari aman saja. Tidak peduli. Sambil meringkuk di sofa, ngopi, dan sesekali nulis komentar di disway. Selimutan aja.
Mirza Mirwan
Terkutuk! Benar-benar terkutuk! Tepat di hari peringatan Nakba (harfiah artinya bencana) ke-77 Kamis 15/5 kemarin Israel membantai 143 warga Gaza lewat serangan udara sejak dinihari. Pengecut, memang. Menyerang ke tenda-tenda pengungsi saat mereka masih lelap tidur. Korban sipil tewas di Gaza sudah melewati 53.000 jiwa, yang terluka hampir 120.000 orang. Dan saya uring-uringan. Kepada Presiden Trump, kepada Pangeran MBS (Arab Saudi), kepada Mohammed bin Abdulrahman Al Thani (Qatar), dan Mohammed bin Zayed Al Nahyan (Uni Emirat Arab). Tak ada berita tentang masalah Gaza dalam kunjungan Trump ke Riyadh, Doha dan Abu Dhabi. Yang dibicarakan hanya masalah investasi dan pangkalan militer Amerika. Padahal satu-satunya orang di jagad ini yang bisa "menjewer" telinga Netanyahu saat ini hanyalah Presiden Donald John Trump. Dan Trump tak punya inisiatif untuk itu. Pangeran MBS juga tak mengingatkan atau meminta. Pun MBA dari Qatar dan MBZ dari UAE. Padahal Arab Saudi, Qatar dan UAE punya nilai tawar yang tinggi dengan duit mereka untuk "memaksa" Trump. ... Tuhan, semua terserah titahMu/ merah hitam tanah kami/ pucat pasi wajah bumi/ Tolong arahkan mata pedang/ mereka-mereka yang memimpin/ percaturan dunia/ pergolakan dunia/ (Ebiet G. Ade: Sketsa Rembulan Emas)
Beny Arifin
Sepetinya Pak DI bisa istirahat menulis dulu. Biar mbak ini yang gantiin nulis. Daripada tulusan anyep mulu hahaha
ningida
Pak Dahlan dan Della. Pagi ini, pukul 09:36, di kantor, saya membaca cerita yang Della. Saya mbrebes mili (meneteskan air mata). Untuk Della, semangat ya Della. Semoga Allah lancarkan proses adaptasi dan kuliah kamu di rantau. Sehat-sehat keluarga Della di Muncar, Banyuwangi. Semoga bisa baca tulisan kamu yang lain Del.
Eyang Sabar56
Kisah yg inspiratif, antara Tania dan Della. Dua sosok pribadi berlatar belakang yg berbeda tapi punya kesamaan semangat dan daya juang yg rruuuaaarr biasa. Untukmu Della, Semoga senantiasa diberkahi. Aamiin.
Mbah Mars
Jangan-jangan semangat pengabdianmu itu karena ketularan para Perusuh CHDI yang setiap hari merangkai kalimat meski tak pernah mendapat honor. Lihat Pak Agus Suryono, Pak Mirza, Pak Thamrin dsb yang tidak pernah absen komen tiap hari.
Daeng Romli
Tantangan Abah kpd Della yg selalu juara matematika, apakah bisa menulis. Ternyata dia "BISA MENULIS" begitu runut, dengan waktu yg lebih cepat dr tenggat waktu yg Abah berikan. Cerita mulai sekolah setelah lulus sekolah, ikut program beasiswa, UTBK , belajar bhs inggris sampai mengabdi tanpa bayaran. dan di semua level cerita itu selalu disertai perjuangan dan penderitaan. Disamping itu juga tulisannya sangat menyentuh, hingga ada yg komen dibawa sampai mbrebes mili, begitu juga aku. Usaha tdk mengkhianati hasil. Tetap Semangat ya Nduk #wesngonoae
Mbah Mars
Untuk Della, saya kutipkan kata-kata bijak Imam Syafi’I buat orang yg sedang merantau menuntut ilmu: سافِر تَجِد عِوَضاً عَمَّن تُفارِقُهُ وَاِنصَب فَإِنَّ لَذيذَ العَيشِ في النَصَبِ إِنّي رَأَيتُ وُقوفَ الماءِ يُفسِدُهُ إِن ساحَ طابَ وَإِن لَم يَجرِ لَم يَطِبِ وَالأُسدُ لَولا فِراقُ الأَرضِ مااِفتَرَسَت وَالسَهمُ لَولا فِراقُ القَوسِ لَم يُصِبِ وَالشَمسُ لَو وَقَفَت في الفُلكِ دائِمَةً لَمَلَّها الناسُ مِن عُجمٍ وَمِن عَرَبِ وَالتِبرُ كَالتُربِ مُلقىً في أَماكِنِهِ وَالعودُ في أَرضِهِ نَوعٌ مِنَ الحَطَبِ Bepergianlah, kau akan mendapat ganti orang yang kau tinggalkan Berusahalah, karena nikmatnya hidup ada dalam usaha Sungguh, aku melihat air yang tidak mengalir pasti kotor Air akan bersih jika mengalir, dan akan kotor jika menggenang Kalau tidak keluar dari sarangnya, singa tak akan mendapatkan mangsa Kalau tidak meleset dari busurnya, anak panah tak akan mengenai sasaran Matahari kalau berada di porosnya selamanya Niscaya semua orang, baik Arab maupun non-Arab pasti bosan Timah akan seperti tanah, kalau berada di tempatnya Kayu cendana pun hanya akan seperti kayu bakar, bila menetap di tanah Satu lagi, kata mutiara yg cocok untukmu. Saya lupa ini siapa sumbernya: ليس الفتى من يقول كان أبي، ولكن الفتى من يقول ها أنا ذا Bukanlah pemuda sejati yang hanya berkata, "Ayahku adalah…", tetapi pemuda sejati adalah yang berkata, "Inilah saya."
Warung Faiz
Faiz menceritakan bagaimn mencekamnya waktu itu,kota Jiansu sekelas Jakarta tiba2 sunyi...bahkan ketika saya vc dgn nya sempat terdengar suara ambulance,saya sendiri sebagai orang tua tentu saja khawatir...ibunya bahkan sering menangis... Syukurnya atase kedutaan kita cukup aktif memantau..sesekali berkunjung,apalagi tempat menginapnya di asrama kampus temannya..akhirnya di putuskan pulang dulu ke tanah air... belajarnya lewat online..2023 kampus memanggilnya lg,dan melanjutkan jenjang ke S1 setelah mendengar saran dr dosen..hebatnya lg dosennya yg aktif mencarikan kampusnya...akhirnya diterima di Chengdu tekhnologi university selesai 2024 dan sekarang sedang gabung dgn PT.KCIC kereta cepat...
Warung Faiz
Terus semangat dan semoga sukses dlm mengejar cita2 mu nak Della..jd teringat akan putra saya Faiz...dulu di di thn 2018 ketika thn terakhir di SMA nya masih bingung menentukan mau kemana selanjutnya..SMA nya jg di kampung cukup jauh dr Palembang...untungnya ada sepupunya dr plg kasih info ttg kuliah di Tiongkok lewat sebuah yayasan...saya sendiri tertarik,mungkin karena keseringan membaca tulisan abah yg waktu itu banyak membahas kehebatan Tiongkok,hi..hi...syukurnya lg Faiz jg tertarik,ini kesempatan, kapan lg..ibarat peribahasa kami "kambing lewat,nangka jatuh"..benar2 pas..singkat cerita akhirnya ikut daftar..diterima syaratnya harus kursus mandarin dulu di tempat yayasan..sempat bingung jg mengaturnya karena masih sekolah dan harus ke Plg yg jaraknya 60km..
Djoko Heru
Semangats, NDHUK DELLA. jadi ingat pesan almarhumah Ibu saya. Dulu waktu SMP, saya dinasihati; '''Cita-cita boleh tertunda, tapi jangan pernah padam!.''---- semoga sukses dan tambah barokah, ya DELLA. Aamiin
Sumber:
Komentar: 107
Silahkan login untuk berkomentar