Olimpiade Ijazah

Sambil menyesali diri kenapa ikut-ikutan membahas Ijazah Jokowi, saya menulis bagaimana rasanya mencoba menjadi orang Beijing. Ikut kehidupan sehari-hari sini: di hari Minggu lalu.
"Kuat?”
"Kuat".
"Ikut yang 10 km atau 5 km?”
"Yang 5 km".
"Yang lari atau jalan cepat?”
Saya berpikir sejenak. Memang, tahun lalu saya masih berani ikut lari Green Force Run 5 km. Lari konstan. Tidak pernah berhenti. Lulus. Dapat medali. Artinya: masuk golongan yang finis dalam waktu kurang satu jam.
"Ikut jalan cepat saja," jawab saya. Udara di Beijing mulai panas: 28 derajat. Kering. Bibir ikut kering.
Acara itu dilaksanakan oleh alumnus universitas terkemuka bidang kelistrikan. Lokasi acaranya di hutan kota Beijing. Yakni di sebelah arena Olimpiade Beijing 2008.
Saya boleh ikut meski saya tidak punya ijazah universitas. Diberi seragam lari secara gratis. Saya serasa lulus jurusan listrik dari universitas ternama itu.
Saya pun menuju kawasan bekas arena Olimpiade Beijing. Di sebagian kawasan itu kini sudah dibangun gedung-gedung baru: kantor pusat Bank Pembangunan Infrastruktur Asia. Yakni bank baru yang dibangun setelah diluncurkannya One Belt One Road (OBOR) oleh Tiongkok.
Di sebelahnya lagi sudah selesai dibangun gedung National Convention Center yang besarnya bisa untuk KTT negara-negara anggota OBOR.
Saya punya teman alumnus universitas tersebut. Saya pernah ke kampusnya di kota Baoding, dekat rencana kota baru bawah tanah di luar kota Beijing.
Kami parkir di belakang convention center. Perlu jalan kaki agak jauh. Harus melewati jalan di antara gedung baru ''bank OBOR'' dan National Convention Center.
Begitu mendongak yang terlihat bukan hanya puncak dua gedung itu, tapi juga cantiknya menara obor Olimpiade. Tinggi sekali. Dari atasnya bisa melihat kota Beijing.
Di sekitar menara obor itu dibangun taman pepohonan yang luas. Seluas seluruh taman Monas Jakarta. Pohonnya lebih banyak. Kami menelusuri jalan-jalan yang banyak bersilangan di dalam pepohonan.
--
Kami tadi memang masuk dari samping. Bukan dari depan. Dari samping menuju gerbang depan. Banyak sekali pengunjung kawasan bekas Olimpiade ini. Gratis. Rekreasi, jalan pagi, jogging, berbagai lomba dan adu lari.
Acara yang saya ikuti itu di depan gerbang kompleks Olimpiade. Di depan gerbang Olimpiade juga taman. Danau. Jalur jogging. Taman Olimpiade bersanding dengan taman kota. Bukan sekadar taman kota, tapi sudah bisa disebut hutan kota.
Rute 10 dan 5 km itu tak lain berada di dalam hutan kota itu. Hebat. Di kota besar Beijing ada hutan besar seluas ini.
Disebut hutan kota karena letaknya memang di kota. Juga karena siapa pun boleh memasukinya: gratis. Yang mau lari 1 km ada jalurnya. Yang 2 km ada jalannya. Sampai yang 10 km. Tinggal atur mau ikut rute yang mana. Asyik sekali olahraga jalan kaki di bawah pohon-pohon di dalam hutan.
Saya menyesal tidak ikut yang 10 km. Udara kering ternyata tidak menghambat. Saya termasuk finis di gelombang pertama. Lalu bisa ngobrol dengan peserta lain. Saya diperkenalkan dengan beberapa alumnus yang sudah jadi pejabat tinggi. Ada yang baru saja pensiun sebagai menteri energi.
Sudah 20 tahun Olimpiade Beijing berlalu. Tidak ada fasilitas yang telantar. Kawasan ini menjadi fasilitas kota yang berharga. Menjadi taman keluarga penduduk Beijing.
Di tengah hutan itu begitu banyak keluarga yang menggelar "tikar". Makan-makan. Membiarkan anak mereka bermain dengan anak keluarga lainnya. Tidak terlihat ada yang memproduksi sampah.
--
Saya juga tidak perlu lagi cek kesehatan di kota Tianjin. Saya sudah punya jalur untuk melakukan itu di Beijing. Beberapa dokter yang dulu merawat saya sudah pindah ke rumah sakit di Beijing ini.
Karena itu meski saya "ngamar" di Beijing serasa di Tianjin. Rumah sakit ini juga punya gedung khusus untuk transplant hati. Suasananya mirip di RS Tianjin yang melakukan transplant hati saya 18 tahun lalu.
Beijing-Tianjin, naik kereta cepat, hanya 29 menit. Mirip Jakarta-Bandung. Tapi dengan bisa check-up di Beijing rasanya lebih dekat.
Tanpa ikut mikir ijazah rasanya hasil check-up akan lebih baik.(Dahlan Iskan)
---
Sudah baca Story of Diaspora terbaru yang ditulis oleh Marisa Tania? Jurnalis di Ujung Runway
---
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Edisi 14 Mei 2025: Umuk Ijazah
Lagarenze 1301
Saya setuju dengan komentar satu-dua orang di CHD ini yang beropini bahwa Roy Suryo dkk akan kena jerat hukum. Dalam kasus tuduhan ijazah palsu Jokowi. Mari kita pilah dulu. Kasus pertama, ada laporan TPUA Egy Sudjana dkk ke Bareskrim Polri tentang dugaan ijazah palsu. Untuk kasus ini, Jokowi sudah mengirim ijazah SD sampai S1 ke Bareskrim untuk diperiksa di Labfor. Kasus pertama ini sedang dalam penyelidikan dan saya duga tidak lama lagi keluar hasilnya. Kasus kedua, Jokowi melaporkan pencemaran nama baik dirinya ke Polda Metro Jaya. Terlapornya Roy Suryo dkk. Untuk kasus ini, Polda Metro Jaya sudah memanggil beberapa saksi, termasuk Abraham Samad, namun mangkir. Kasus pertama dan kedua sangat berkaitan. Jika kasus pertama hasilnya adalah ijazah Jokowi asli, maka dalam kasus kedua hasilnya bisa diprediksi: Roy Suryo cs kena pasal. Jika dalam kasus pertama kasusnya dinaikkan ke tahap dik, prosesnya masih akan bergulir panjang lewat proses pembuktian di pengadilan. Saya tergolong yang meyakini ijazah Jokowi asli. Dan, saya menduga, tuduhan ijazah palsu yang muncul kembali ini adalah hasil kerja sekelompok orang yang memiliki dendam poltik. Saya heran CHD mengangkat lagi masalah ini. Sungguh heran.
Agus Suryonegoro III
UMUK DAN GLEMBUK: DUA WAJAH BUDAYA SOLO.. Dalam budaya masyarakat Solo, dikenal dua istilah khas yang menggambarkan gaya bertutur dan bersikap: 1). umuk dan 2). glembuk. Keduanya bukan makna formal dalam bahasa Jawa baku, tapi hidup dalam laku harian masyarakat. Umuk adalah kebiasaan membesar-besarkan sesuatu, mengunggulkan, atau memberi kesan luar biasa terhadap hal yang sebenarnya biasa saja. Bukan berarti berbohong, tetapi cenderung membumbui cerita agar terdengar “wah”. Dalam budaya Solo, umuk bisa menjadi bentuk pencitraan atau ekspresi optimisme khas wong Solo, yang halus tapi “menjual mimpi”. Sementara itu, "glembuk" adalah sebaliknya: sikap merendahkan atau mengecilkan apa yang sebenarnya bernilai tinggi. Gaya ini bisa muncul sebagai bentuk kerendahhatian, strategi sosial agar tidak mencolok, atau justru siasat menahan diri sebelum mengungkap hal besar. Dua budaya ini sering muncul beriringan: umuk untuk tampil percaya diri, glembuk untuk tampil bersahaja. Masyarakat Solo memahami kapan harus memakai keduanya. Ibarat memainkan gamelan: Keras dan lirih, tergantung suasana dan irama.
Waris Muljono
Setelah diingatkan komandan patjul tentang budaya umuk tsb, sy jadi berkesimpulan : Ketika ada yg bilang pemesan mobil esemka sdh ribuan, dan sekarang harus indent, itu dia mungkin lagi umuk. Ketika ada yg bilang uangnya ada, 11 ribu trilyun di kantong kiri dan 11 ribu trilyun di kantong kanan, kayanya dia lg umuk. Ketika ada yg bilang investor asing pada antre di ibukota baru , kayaknya itu umuk juga. Tolong pak DIS tanyakan ke pak patjul, apakah hal hal di atas termasuk umuk.
Mirza Mirwan
Jokowi mungkin tidak kenal quote dari Ali bin Abi Thalib RA versi bahasa aslinya ini: لا تشرح نفسك لأحد، فمن أحبك لا يحتاج ذلك، ومن كرهك لا يؤمن به. Tetapi, saya yakin, Jokowi pernah mendengarnya versi bahasa Indonesia. "Jangan jelaskan siapa dirimu kepada siapapun, karena orang yang mencintaimu tidak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan mempercayainya."
Mirza Mirwan
Seperti pernah saya tulis dalam CHD edisi kapan itu, saya yakin ijazah Jokowi dari UGM adalah asli. Saya bukan ahli Fisiognomi. Tetapi, entah kenapa, saya kok bisa menebak karakter seseorang itu hanya dengan melihat wajahnya: si A pemarah, si B pendendam, si C oportunis, Si D penipu, si E pembual dan seterusnya. Dan seringnya terbukti. Para politisi yang terjerat kasus korupsi dan masuk bui -- banyak yang sudah bebas -- itu dulu pernah saya jadikan "taruhan" dengan Mas Sekcam, eh, Mas Kabag. Ada kisah lucu. Nun di Oktober 1999 suatu malam ketika Presiden SBY mengumumkan nama-nama menteri kabinetnya periode kedua. Ada calon menkumham (tak perlu saya sebut nama, Anda sudah tahu) yang lantas melakukan sujud syukur. Esoknya, bakda Subuh, Mas Kabag -- waktu itu masih staf biasa -- memuji-muji sang menkumham sebagai sosok yang religius. Saya bilang, perasaan saya mengatakan sang menkumham itu seorang oportunis. Dan... hanya dua tahun ia menjadi menteri. Tak ada berita tentang kenapa SBY menggantinya dengan sosok lain. Dan beberapa tahun kemudian, 2017, saat menjadi Hakim Konstitusi ia dibui 8 tahun karena kasus suap. Saya tidak tertarik menonton video² seperti yang ditonton Pak DI, karena sosok-sosok yang mempersoalkan ijazah Jokowi itu dari wajahnya saja terlihat "negatif" di mata saya.
Herry Isnurdono
Ha...ha...kata Abah DI utk masalah ijazah Jokowi, cukup ditunjukkan saja, nanti masalah akan selesai. Bagi pendukung capres 24 %, yang selalu meributkan ijazah Jokowi, tidak semudah itu pembuktiannya. Mereka tidak butuh kebenaran. Pada dasarnya rasa kebencian terhadap Jokowi, yang menjadi alasan sebenarnya Pihak UGM sudah menyatakan Asli. Ada saksi2 yg masih hidup, yaitu teman2 kuliah, teman2 Wisuda th. 1985, teman2 KKN, teman2 naik gunung Jokowi. Ada pula dosen pembimbing Akademik di Fak. Kehutanan UGM. Ijazah Asli Jokowi, dari SD, SMP, SMA dan UGM sudah diserahkan Jokowi lewat adik iparnya ke Bareskrim. 5 (lima) orang, sudah dilaporkan oleh Jokowi ke Polda Metro Jaya. Penyidik sudah memanggil AS, MS tapi mangkir. Sedangkan FF mangkir, alasan ditabrak motor. Satu sudah diperiksa, lalu muntah2 minta ditunda pemeriksaannya. Jokowi menurut Eep Syaefulloh Fattah, memiliki sifat 'Wong Solo, yaitu Ngalah, Ngalih, Ngomong, Ngobong (Mengalah, Menghindar, Berbicara, Membakar). Saat ini Jokowi pada tahap Ngobong (Membakar). Kata Jokowi, sudah direndahkan serendahnya, dihina sehinanya. Jadi istilah Betawi, Jokowi : 'Lu Jual, Gue Beli. Kita lihat, siapa akan masuk penjara, menyusul BT & SN yg di vonnis 6 tahun penjara oleh Pengadilan.
Komentator Spesialis
Dari dulu memang strateginya begitu. Ingat kasus ratna sarumpaet. Dipancing dulu, baru digebuk. Salah satu yang kena ya Pak Prabowo juga dulu. Cuman para pengamat seperti Roy Suryo dll. kan penilaian asli tidaknya ijazah dan skripsi yang ditunjukkan PSI sama UGM tadi. Kalau memang ada yang benar benar asli di luar itu ya wallahua'lam. Memang sengaja mancing seperti yang saya bilang seperti taktik sebelumnya. Apa susahnya sih menunjukkan yang benar benar asli dan menjelaskan ?
Agus Suryonegoro III
喜茶.. Belakangan ini saya lebih boros pulsa. Kuota cepat habis. Tiga minggu di Tiongkok uang beli pulsa bisa lebih banyak dari beli 喜茶. 喜茶 "喜茶" (dibaca: xǐ chá) Secara harfiah berarti "teh yang menyenangkan" atau "teh kesukaan". Dalam konteks modern, 喜茶 adalah nama sebuah merek minuman teh populer asal Tiongkok. (dalam bahasa Inggris disebut HEYTEA). Merek ini terkenal dengan inovasi teh modern, seperti cheese tea (teh dengan lapisan keju di atasnya) dan minuman berbasis teh buah. Jadi tergantung konteksnya, "喜茶" bisa berarti: 1). Secara harfiah: Teh yang menyenangkan/disukai. 2). Secara brand: Nama merek teh modern asal Tiongkok. ### Dah gitu aja..
Suhari Ete
Di Jawa Timur, khususnya bagian selatan, kita sering mendengar istilah umuk. Dalam keseharian, umuk sering kali diartikan sebagai omongan yang cenderung besar-besaran, melebih-lebihkan, bahkan kadang tanpa dasar. Lebih parah lagi, umuk sering berkembang menjadi semacam ghibah kolektif—membicarakan orang lain tanpa manfaat yang jelas, hanya jadi konsumsi gosip di warung kopi, grup WhatsApp, atau tongkrongan malam yang ramai asap rokok dan gelas kopi hitam. Kultur ini bukan hal baru. Masyarakat memang gemar bersuara, tapi tak selalu disertai dengan tanggung jawab atas apa yang dibicarakan. Dalam kondisi seperti ini, segala topik bisa jadi bahan umuk, dari harga cabai hingga ijazah presiden. Ya, ijazah Jokowi—isu yang sudah berulang kali dibahas, dibantah, diuji di pengadilan, dan tetap saja muncul lagi. Pertanyaannya, apakah umuk soal ijazah ini masih bisa disebut bermanfaat? Atau hanya bagian dari tradisi umuk yang sudah kelewat batas? Kalau kita mau jujur, setiap isu, betapapun kelihatan remeh atau bahkan busuk, sebenarnya bisa punya potensi untuk menjadi pintu masuk kesadaran—asal tidak diseret oleh niat buruk. Ketika orang membicarakan ijazah Jokowi, ada yang sekadar ingin menjatuhkan, tapi ada juga yang memanfaatkan momen itu untuk mempertanyakan sistem: bagaimana kita memverifikasi data pejabat publik? Sejauh mana transparansi birokrasi kita? Seberapa besar peran media dalam membentuk persepsi publik?
Mirza Mirwan
Di mata Arab Saudi, Presiden Trump itu laksana junjungan. Hagimana nggak. Selasa kemarin Air Force One yang ditumpang Trump sudah dijemput 6 jet tempur F-15 Arab Saudi ketika memasuki langit Arab Saudi. Enam jet tempur itu lantas mengawal Air Force One masing-masing tiga F-15 di sisi kiri-kanannya dalam hampir setengah jam penerbangan sebelum mendarat di King Khaled International Airport, Riyadh. PM Arab Saudi, Pangeran MBS, pun menyambutnya dengan sangat takzim. Sebelum kunjungan Trump itu Arab Saudi dan Amerika telah menandatangani kesepakatan untuk investasi di Amerika senilai $600 miliar. Dan kemarin itu Trump secara implisit minta aga Pangeran MBS menambahnya hingga menjadi satu triliun dolar. "$600 billion, knowing you, will be a trillion dollars," kata Trump dalam jumpa pers bersama MBS. Sejak pekan lalu anak sulung Trump, Eric, sudah berada di Qatar untuk untuk menandatangani kesepakatan kerjasama pembangunan lapangan golf dan vila di Pantai Sumaysima (sekitar 40km di utara Doha) dengan perusahaan properti Qatar. Nilai proyek itu sekitar $5,5 miliar. Perusahaan Trump juga akan menjalin kerjasama serupa dengan perusahaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Eh, lha kok kunjungan Trump ke Timur Tengah kali ini juga ke tiga negara tersebut: Arab Saudi, Qatar dan UAE. Itukah yang disebut sambil menyelam minum air? O iya, beberapa hari yang yang lalu diberitakan pemerintah Qatar akan menghibahkan Boeing 747 kepada Trump untuk dijadikan pesawat kepresidenan hingga purna ...
Mahmud Al Mustasyar
Rismon Sianipar memang lahir dan dibesarkan di Pematang Siantar; tapi kalau melihat asal marga dan tempat tinggalnya sekarang ada di Balige kabupaten Toba, Sumatra Utara; umumnya masyarakat kita lebih sering menyebut "orang Balige" atau "orang Toba Samosir" bukan "orang Pematang Siantar".
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Pada ulang tahun ke-73, seorang pria tua mengunjungi mbah dukun. Kabarnya, si mbah punya resep mujarab untuk disfungsi ereksi. Pria tua itu ingin kembali merasakan masa-masa muda saat ia begitu perkasa. Mbah dukun menyerahkan ramuan sambil mencengkeram bahu pria tua itu. "Obat ini sangat mujarab. Anda hanya perlu minum satu sendok teh dan kemudian ucapkan mantra. Dalam bahasa apa saja. Yang penting artinya '1-2-3'. Anda akan menjadi lebih jantan bahkan dibanding saat masih muda dulu,” pesan mbah dukun. Pria tua itu merasa bersemangat. Saat berjalan pergi, ia berbalik dan bertanya, "Bagaimana cara menghentikan kerja obatnya?" "Pasangan Anda harus mengatakan '1-2-3-4'," kata mbah dukun, "dan sejak saat itu obatnya tidak akan bekerja lagi sampai purnama berikutnya." Pria itu sangat ingin melihat apakah obatnya manjur. Jadi, ia pulang, mandi, bercukur, lalu minum sesendok obat mujarab tadi. Ia kemudian mengajak istrinya untuk bergabung di kamar tidur. Ketika istrinya masuk, ia segera menanggalkan pakaian. Oh, iya, pasangan ini mantan diaspora, 30 tahun tinggal di Amerika. Jadi, dalam berkomunikasi, mereka lebih sering menggunakan bahasa Inggris. Pria tua itu kemudian mengucapkan jampi-jampinya: “1-2-3....” Seketika, dia menjadi pria yang paling jantan seperti slogan Semen Bosowa: berdiri keras dan kuat. Sang istri juga menjadi sangat bersemangat dan mulai melepaskan pakaiannya. Dia lalu bertanya, "What was the 1-2-3 for?" Jadi, begitulah.
Liam Then
Ndak ada angin ndak ada hujan, tiba -tiba saham Goto nyelip saja kedalam tulisan. Ada juga perusuh yang mengeluh dibawah, kok semua ikut ribut masalah ijazah,tak ada yang ngomong masalah investasi Telkomsel. Mungkin karena kebanyakan perusuh sudah cukup logis, penempatan dana Telkomsel di Goto adalah aksi korporat. Lagipula jumlah lembaran sahamnya sampai sekarang juga masih tetap. Meskipun nilai saham sekarang sedang turun, asal tidak dijual, masih belum bisa dihitung rugi yang terealisasi. Telkomsel itu 35%nya dimiliki oleh Singtel Singapura. Kemudian coba lihat komposisi kepemilikan saham Goto, pemaen-nya banyak yang kelas berat semua, Alibaba, Blackrock, Vanguard. Jangan-jangan ini kode dari Pak DI, soalnya beberapa kali sudah terbukti, ketika Pak DI sentil beberapa saham perusahaan, ndak lama beberapa hari, saham tersebut langsung meroket. @Pak KS yang paham saham, gimana Pak? Ada potensi naek ndak? Kalo ada saya mau suruh kawan yang maen , ikut nyebur segera.
Liam Then
Sebenarnya ada isu yang lebih penting untuk dibahas, agar energi pikiran orang Indonesia kebanyakan, bisa lebih konsentrasi pada hal yang lebih penting. Misalnya marakkan pembahasan wacana, bagaimana caranya agar nilai rupiah, bisa kembali ada di rentang 13-14rb / USD. Daripada asli atau tidaknya ijazah Pak Jokowi, yang sudah lolos uji verifikasi beberapa kali sejak jadi walikota, gubernur dan presiden dua kali. Jika Pak Roy Suryo CS ragukan keasliannya, berarti juga merendahkan kualitas kerja para petugas verifikasi negara ketika itu. Sekaligus juga merendahkan kualitas kontrol pihak yang menjadi lawan Pak Jokowi dua kali pilpres waktu itu. Jika benar palsu seperti yang dituduhkan, bayangkan (maap) level kebegoan-nya ,bisa kecolongan dua kali sama lawan yang ber-ijazah palsu. Padahal ini sebenarnya adalah kesempatan emas untuk gagalkan kesertaan Pak Jokowi dalam pilpres saat itu. Bisa auto menang kalau berhasil buktikan.
Alex Ping
Jika semua tuduhan harus dibuktikan oleh orang yang dituduh kok rasanya ga pas banget ya, lah wong dia dituduh kok. Bukankah seharusnya yang menuduh yang menunjukkan bukti. Emangnya situ kantor pajak yang bisa minta pembuktian seenaknya.hehehe. Misalkan masalah ijasah selesai, terus ada tuduhan sang anak bukan anak kandungnya, lah ya apa harus dituruti tes dna. Setiap pemimpin pasti ada yang pro dan kontra, apalagi di negara demokrasi. Tetapi di negeri ini serasa dibuat sinetron. Habis 1 tuduhan, muncul tuduhan baru. Pak Lurah, Sang Paman, king maker, walk the talk, matahari kembar, ijazah palsu. Saya hanya membayangkan jika Trump yang jadi presiden di negeri ini, gmana reaksi para netizen, buzzer dan haters sepanjang harinya.
Asep Sumpena
Sepertinya Pak DI kurang banyak menonton video-videonya; baik yang pro maupun yang kontra tentang tuduhan ijazah 'palsu' Pak Jokowi. Sehingga sepertinya terbawa angin ke arah pro yang nuduh. Sejujurnya saya juga sempat 'percaya' akan tuduhan mereka. Saya sampai subcribed YT Rismon Sianipar karena sepertinya dia orang lurus, pintar dan sangat ilmiah. Menontonnya setiap tayang. Juga, walaupun dulu kuanggap buku hoax, saya akhirnya baca juga buku Jokowi Undercover. Namun dengan semakin banyak nonton dan baca (yang pro dan kontra), serta dibarengi pikiran yang kritis dan logis. Saya sudah meyakini akan kebenarannya. Sepertinya, patut diduga issue ini ujungnya kontestasi 2029 saja. Cag.
olly dolly
Sebagian besar rakyat Indonesia sudah paham bahwa heboh tuduhan ijazah palsu ini terus digaungkan oleh kelompok sakit hati. Anak-anak abah dan mak banteng. Mereka inilah yang sangat vokal dan merasuk ke berbagai platform, termasuk ke kolom komentar CHDI ini. Misalkan hasil uji labfor di Bareskrim Polri menyatakan ijazah Jokowi asli, itu tidak akan ada gunanya bagi laskar sakit hati ini. Logika mereka sudah bengkok. Pokoknya, pokoknya, pokoknya, Jokowi ya salah.
Lagarenze 1301
Sekelebatan saya lihat tayangan TV barusan. Ada Menteri UMKM Maman Abdurrahman menangis di sidang Pengadilan Negeri Banjarbaru. Maman hadir sebagai amicus curiae atau sahabat pengadilan. Saya sudah bisa menebaknya. Itu pasti sidang kasus Toko Mama Khas Banjar. Yang dipidanakan karena tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa pada produknya. Saya setuju dengan Pak Menteri. Sebaiknya kasus seperti itu didahului mediasi. Bukan langsung dipidanakan oleh polisi, hingga disidangkan di pengadilan. Kalau setiap kasus yang sama dipidanakan, berapa banyak kasus yang akan masuk pengadilan? Masih banyak sekali produk makanan UMKM yang tidak memiliki izin usaha, izin edar, izin PIRT, hingga sertifikat halal. Masih perlu edukasi dan sosialisasi yang masif. Oh, iya, ada makanan dari Toko Mama Khas Banjar ini yang uenak tenan. Ikan asing telang. Yang asam manis. Sayang, kabarnya Toko Mama Khas Banjar sudah tutup. Dampak kasus tersebut.
Antonio Samaran
Utk memimpin negara dgn IQ rakyat di bawah rata2 tdk diperlukan pemimpin yg cerdas. Modal cukup omon2, janji manis dan bagi2 sembako atau duit. Jika benar ijasah Jkw palsu maka kita hrs bangga! Beliau adalah orang yg cerdas secara alami! Ijasah asli tdk menjamin orang tsb cerdas. Pengalaman saya ketika ambil kelas ekstensi di sebuah PTN terkenal, banyak mahasiswa dari kalangan pns yg muka2nya tdk pernah nongol semasa kuliah ketika ujian semester nilainya muncul di lembar nilai yg ditempel di papan pengumuman dengan nilai rata2 A dan B. Sementara yg rajin kuliah malah ada yg dapat C. Ada juga seorang mahasiswa pns di Jayapura yg kuliah di sebuah PTN top memakai fax di kantor teman saya utk menerima soal ujian lengkap dgn jawaban. Sudah pasti ketika mahasiswa2 pns ini lulus maka ijasah yg diterima adalah 100% ASLI. Pernah juga ditawari dr PTN yg sama gelar MM dengan bayaran Rp 17,5 jt (thn 90-an) dgn durasi kuliah 18 bulan dan dijamin pasti lulus. Kalo MBA dari swasta abal2 cuma Rp 5jt tanpa kuliah. Yakin dech bagi yg membenci Jkw meski ditunjuki yg asli mereka tetap tdk akan percaya dan bagi yg mencintai beliau meski ijasahnya palsu, mereka tetap percaya itu asli! Itulah teori Relativitas Kehidupan.
djokoLodang
-o-- ... Manusia itu kompleks—nggak bisa begitu saja dikategorikan sebagai "otak kiri" atau "otak kanan", antara kreativitas dan logika, atau dipaksa memilih antara bidang ilmiah dan sosial. ...(Marisa Tania) *) Betul, Tania. Kategori "otak kiri" dan "otak kanan" itu memudahkan kita untuk memahami konsep nurani dan logika. Sesungguhnya keduanya tidak bisa dipisahkan. ... Aku selalu merasa berada di antara keduanya: suka berpikir logis, tapi juga ingin membangun dan merawat sisi artistik dalam diriku. ... (Marisa Tania) *) Itu lah yang diajarkan oleh Siddharta dan orang-orang bijak lainnya. Pernah memperhatikan telapak tangan pratima Buddha yang sedang duduk bersila? Telapak tangan kiri berada di atas telapak tangan kanan. Tangan kiri melambangkan hati nurani, kanan logika. Artinya, penggunaan logika dikendalikan oleh hati nurani. Posisi telapak tangan yang sama juga diperlihatkan saat umat Muslim salat, dalam posisi berdiri. Telapak tangan kiri lebih dekat ke dada. Artinya nurani mengendalikan logika. Posisi kedua telapak tangan itu pun tepat berada pada tengah-tengah dada -- letak chakra ke-4 (tengah2) dalam konsep tujuh cakra. Tiga cakra ter bawah melambangkan kesadaran hewani, sedangkan 3 cakra teratas kesadaran ILahi. Konsep tujuh chakra itu maknanya peningkatan kesadarn. Dari kesadaran terbawah --makan minum-- menuju tingkat-tingkat kesadaran di atasnya. --koJo.-
Sasmita
Saya sangat heran dengan logika berpikir para pembenci Jokowi. Ada salah satu pembenci, ngaku ahli digital forensik, memeriksa copian ijazah. Lalu membuat tudingan ijazah Jokowi palsu. Ternyata copian ijazah yang diperiksa itulah yang palsu. Orang itu dilaporkan ke polisi dan terancam hukuman pidana. Apa logika berpikir para pembenci? "Ini semua salah Jokowi. Kenapa tidak sejak awal menunjukkan ijazahnya. Kalau ditunjukkan sejak awal, tidak akan ada kasus ini." Lho, lho, salah Jokowi meneh. Sama juga, ketika Jokowi melapor ke Polda Metro Jaya, salah satu pembenci berlogika begini. "Jokowi bukan negarawan. Kenapa harus lapor polisi. Ini 'kan masalah kecil. Cukup dimediasi saja." Mediasi Ndas-mu.
Er Gham 2
Owner katering MBG wajib makan semua menu sebelum dikirim. Harus dihabiskan. Sekitar 1 jam sebelum makanan dikirimkan. Dibuat video nya. Lalu video nya dikirim ke pusat. Setiap hari. Biar pihak katering yang diare atau keracunan terlebih dahulu, sebelum anak anak sekolah itu.
Sumber:
Komentar: 93
Silahkan login untuk berkomentar