MBG Rizhao

MBG Rizhao

Jannet akhirnya bisa mendapatkan tiket kereta cepat di hari gawat menjelang libur panjang Hari Buruh: dari Shanghai ke Rizhao. Itu perjalanan empat jam.

Di tiket itu tertulis nomor perjalanannya ''D2162''. Huruf ''D'' di situ menunjukkan ini kereta cepat yang tidak terlalu cepat. Kecepatannya hanya sekitar 200 km/jam. Berbeda kalau huruf di depan nomor itu tertulis ''G''. Berarti kecepatan keretanya sampai 350 km/jam. Sama dengan Whoosh Jakarta-Bandung.

''D'' singkatan dari ''Dong'' (gerak maju). ''G'' singkatan dari ''Gao'' (tinggi, kecepatan tinggi).

Memang untuk jurusan antar kabupaten di kawasan ''kering'' tidak ada kereta ''G''. Termasuk jurusan Shanghai-Qingdao ini. Tidak akan melewati kota besar. Tiga kali berhenti tiga-tiganya kota kecil –kecil ukuran Tiongkok: Yancheng, Lianyungang, dan Rizhao. Ini mirip jalur Bandung-Tasik-Kroya-Kutoarjo-Yogyakarta.

Masih ada satu jenis kereta cepat lagi. Kode huruf depannya: C. Misal, C676. Itu berarti kereta cepat yang paling lambat: hanya berkecepatan 160 km/jam. Biasanya itu khusus jurusan antar kota dalam satu provinsi.

Sebenarnya kalau Jakarta-Surabaya bisa sama dengan yang C itu saja, sudah bisa empat jam perjalanan –dari sekarang delapan jam.

Berkat kegigihan Jannet saya bisa tiba di kota kecil Rizhao. Anda masih ingat Jannet: yang ikut saya keliling Amerika pakai mobil bersama suaminyi.

Saya heran: kenapa Indonesia mengirim dokter spesialis jantung sekolah konsultan di Rizhao. Setingkat Trenggalek untuk Jatim. Atau Lubuklinggau untuk Sumsel. Bukan ke Beijing, Shanghai, atau Guangzhou.

Meski ini kota kecil, ternyata RS Rizhao salah satu pusat penanganan jantung. Ini rumah sakit pendidikan untuk universitas kedokteran Qingdao. Ini RS swasta. Pendirinya ahli jantung terkemuka Tiongkok: Prof Ge Junbo. Ia ayatullah-nya jantung di Tiongkok.

Ahli jantungnya: 30 orang. Padahal jumlah tempat tidur pasiennya hanya 200. Itu pun tidak semua untuk jantung. Masih ada banyak departemen. Termasuk ortopedi. Ruang operasinya: lima teater.

Hari kedua di Rizhao saya makan siang dengan tim dokter dari ortopedi. Hadir juga investor rumah sakit ini: Steven Song, putra asli Rizhao, pengusaha besar, bukan dokter.

Tempat makannya sama dengan makan siang dengan tim ahli jantung di hari pertama: di kantin VIP rumah sakit itu.

Selesai makan siang saya kembali diajak keliling rumah sakit. Melihat fasilitas ruang operasi. Kebetulan lagi ada operasi untuk orang yang terkena stroke.

Saya lihat tiga MRI/CT-nya buatan Eropa. Tapi salah satunya sudah buatan Tiongkok sendiri. Mutunya masih kalah, tapi itu soal waktu. Generasi berikutnya sudah pasti lebih baik. Tiga tahun lagi Anda sudah akan bisa menjalani MRI made in China di Indonesia: pasti lebih murah. Dengan demikian, tidak lama lagi RSUD kabupaten pun akan bisa beli MRI –asal ahlinya segera ada.

Sang ayatullah kini lebih banyak di Beijing dan Shanghai. Tapi Dr Junbo putra daerah Rizhao. Orang tuanya masih di Rizhao. Karena itu ia ikut memimpin rumah sakit ini. Sesekali masih datang ke sini.

Saya diminta meninjau rumah sakit itu. Saya pun geleng kepala: di kabupaten sekecil ini punya RS sebagus itu. Saya berterima kasih dua ahli jantung Indonesia sudah boleh belajar jadi konsultan jantung di sini.

Dua dokter itu: dr Jagaddhito (Unair-UGM) dan dr Rachim Enoch (Unpad-Unpad). Jagaddhito putra mantan rektor ITS. Aktivis mahasiswa Surabaya. Rachim orang Singkawang.


Dokter Jagaddhito (empat dari kiri) bersama mahasiswa Indonesia lainnya di Pantai Wan PIng Kou, Rizhou. -HARIAN DISWAY-

Dua-duanya merasa beruntung sekolah satu tahun di Rizhao. Ini kota kecil tapi peralatan dan sistemnya modern. Biaya hidupnya juga murah. Temannya yang dapat sekolah di kota besar harus ''defisit''. Beasiswanya habis hanya untuk sewa apartemen.

Dari Jagaddhito saya tahu: di kota sekecil ini pun ada 20 mahasiswa dari Indonesia. Mereka kuliah e-commerce. Didominasi wanita. Beberapa di antaranya berjilbab. Salah satunya dari Banyuwangi. Dari Muncar. Ayahnyi sopir truk.

Saya ajak mereka makan malam. Mereka pilih di resto halal Xibei. Resto baru. Modern. Bersih. Sayang, nasinya sudah habis. Tinggal mie dan daging. Untung satenya masih banyak. Sate domba khas wilayah muslim di Barat Laut yang gurih.

Mereka lantas menawarkan saya ke pantai Wan Ping Kou (万平口). ''Gerbang Kedamaian Abadi''.  Pagi-pagi. Sebelum pukul lima: harus melihat matahari terbit.

Orang Rizhao terlalu bangga dengan matahari terbitnya. Mereka bilang, matahari bukan terbit dari timur, tapi dari Rizhao.

Benar. Indah sekali. Klaim itu tidak berlebihan.


Keindahan Pantai Wan Ping Kou, Rizhou, di pagi hari. -HARIAN DISWAY-

Setelah matahari meninggi kami duduk santai di pasir. Dialog pagi. Tentang apa saja: agama, komunisme, meritokrasi, pertumbuhan ekonomi (lihat Disway besok atau lusa).

Usai ''kuliah pantai'' saya ajak mereka makan pagi di hotel tempat saya bermalam: Xilaideng. Tanyalah ke perusuh Milwa, apa nama hotel itu kalau di Indonesia.


Hotel Xilaideng. di kota Rizhou. -HARIAN DISWAY-

Kami sarapan besar di hotel bintang lima itu. Mereka lebih tahu Rizhao daripada saya. Mereka menemukan makanan khas daerah Rizhao. Ternyata hotel bintang lima ini menyediakan pula masakan lokal: 煎饼. Jian bing. Pancake. Lebih mirip burrito. Enak. Tambah-tambah.

Para mahasiswa itu bukan dari yayasan kami. Mereka lewat Yayasan Bina Anak Indonesia Kompeten (BAIK) bekerja sama dengan program Pijarnya Telkom. Pendiri Yayasan BAIK adalah Daniel Octavianus Atmaja, ketua Gema PSMTI --Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia-- Jatim.

Mereka campur: Tionghoa, Jawa, Manado, Batak, Melayu, Bali, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, berjilbab, you can see, tampak rukun. Bersenda gurau.

Kini, di Rizhao, mereka punya 老大: dr Jagaddhito dan Rachim. Mereka seminggu sekali dapat perbaikan gizi --meski di Rizhao tidak ada MBG.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 2 Mei 2025: BACA JUGA:Dokter Konsumen

xiaomi fiveplus

sy percaya pada komitmen pak budi gunadi sadikin dan sy ikut berdoa untuk kesuksesan nya membenahi sistem dan segala hal terkait dunia kesehatan di indonesia. semoga dimudahkan pak. aamiin.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

DOKTER KONSUMEN DAN RESEP UNTUK PAK BGS.. Catatan Harian Dahlan/DISWAY hari ini seperti cek darah untuk birokrasi kesehatan: hasilnya menunjukkan ada “tensi” tinggi antara: 1). pembangunan fisik dan 2). pembangunan manusianya. Lima RS vertikal megah sudah siap, tapi tanpa “isi". Itu seperti punya ponsel tercanggih tanpa sinyal. Masalahnya muncul ketika profesi dokter disamakan dengan “konsumen internal” yang sulit ditundukkan. Karena memang, siapa bisa “menundukkan” orang yang sudah terbiasa memegang hidup-mati pasien? Pak Dahlan tepat, ketika menyoroti pentingnya sistem dan budaya organisasi. Dan bukan hanya alat canggih. Tanpa itu, ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita akan membengkak—alias duit menguap, hasil tak sebanding. Inspirasi bagi kita semua: Membangun infrastruktur tak cukup. Membangun manusianya jauh lebih rumit. Tapi esensial. ### Untuk Menkes, tantangannya ibarat meracik resep: kl Kombinasi sains, seni, dan sedikit keberanian. Kalau berhasil, Budi Gunadi Sadikin tak hanya akan dikenang sebagai menteri hebat, tapi juga sebagai “dokter konsumen” yang berhasil menyembuhkan "sistem kesehatan Indonesia".

djokoLodang

-o-- ... Banyak leader berambisi memuaskan konsumen di luar sana seraya melupakan bahwa internal adalah konsumen juga. ... *) Waini! Intisari CHDI hari ini: Bahwa konsumen yg harus dipuaskan itu tidak hanya eksternal saja. Ada konsunen internal juga. Matur nuwun, Abah. --koJo.-

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

PROFESI DAN KODE ETIKNYA VS UNDANG UNDANG.. "Profesi lebih taat pada kode etik dibanding ke undang-undang. "Menteri lebih taat pada UU --tidak terikat pada kode etik. "Ketaatan dokter pada kode etik sudah melekat sebagai tanda ia/dia berprofesi. Begitu tulis pak Dahlan di DISWAY hari ini. ### Kalau "profesi" lebih taat pada kode etik dibanding ke undang-undang - itu berarti pendidikan profesinya sukses. Kalau tujuan undang-undang "sejalan" dengan profesi, maka itu pertanda baik. Mungkin sebenarnya ada satu yang belum disebut pak Dahlan, yaitu kemauan "individu" dari profesi. Dan kemauan individu ini, alasannya bisa atau kadang dibungkus dengan alasan profesi. Sehingga menjadi rumit. Saya yakin pak BGS, nantinya bisa mengidentifikasi dari "ke tiga" kepentingan di atas. Sehingga pasti "r/ (resep)" nya berbeda dan menyesuaikan.. (Anamnese, Diagnosa, Therapy).

Mirza Mirwan

Rasio ideal dokter terhadap penduduk, menurut WHO, adalah 1:1000. Artinya satu dokter melayani 1000 penduduk. Tetapi setelah hampir 80 tahun Indonesia merdeka ternyata rasio dokter hanya 0,72:1000. Itu pun penempatannya tidak merata. Kalau dirunut ke belakang, ketidakmerataan dokter itu gegara otonomi daerah. Dalam beberapa hal otonomi daerah itu memang bagus. Tetapi untuk rekrutmen dokter dan tenaga kesehatan lainnya sangat tidak menguntungkan. Hagimana coba, penerimaan dokter dan tenaga kesehatan lewat kuota daerah. Untuk kota mungkin masih menarik calon pelamar. Tetapi untuk kabupaten, apalagi kabupaten yang miskin, siapa yang tertarik untuk melamar? Coba ingat zaman sebelum otonomi daerah. Kewenangan menerima pegawai diserahkan ke departemen masing-masing. Untuk penerimaan dokter menjadi wewenang departemen kesehatan. Nah, di sini departemen kesehatan mewajibkan syarat pelamar menandatangani surat pernyataan bersedia di tempatkan di mana saja di wilayah Indonesia. Departemen kesehatan bebas menempatkan pelamar yang lolos seleksi di daerah yang sangat kekurangan dokter. Kalau boleh berharap, sebaiknya untuk penerimaan dokter dan perawat ditangani langsung oleh kementerian kesehatan, demi pemerataan. Tetapi bila pemerintah tetap mempercayakan rekrutmen dokter dan perawat kepada daerah, ya... gitu deh, daerah miskin tak akan menarik calon pelamar. Alih-alih dokter spesialis, bahkan dokter umum pun tidak. Dan kesenjangan layanan kesehatan antar-daerah tak akan hilang.

Achmad Faisol

di dunia service management ada dua istilah, yaitu: 1. customer: penentu... dia yang memilih spesifikasi, harga, dll... misalnya ayah ketika membelikan anggota keluarga es krim, manajer IT saat membeli laptop untuk perusahaan... 2. consumer: pengguna layanan, misalnya anak yang memakan es krim, staf IT atau karyawan yang memakai laptop... bisa saja seseorang sekaligus sebagai customer dan consumer...

Liam Then

Baca ulang artikel Pak DI untuk kedua kali, barulah bisa mengerti isinnya. Pertama baca mungkin kurang konsentrasi. Secara pribadi, saya setuju dengan protes kolegium dokter anak. Mereka adalah penjaga kesehatan masa depan Indonesia. Saya kira mereka perlu diberikan posisi khusus dalam hal penerapan pajak. Apalagi protes mereka tentang model perhitungan pajak cukup masuk akal. Terap terima kasih kepada Pak Menkes, yang visinya sangat maju bagi dunia pelayanan kesehatan di Indonesia. Terutama upayanya dalam peningkatan mutu pelayanan dan fasilitas kesehatan milik negara. Masalah pelayanan kesehatan publik, selalu menjadi hal utama di setiap negara, bahkan Amerika Serikat yang no.1 paling kaya di dunia,masih didera hal yang sama. Boleh dikata, RI punya seribu masalah perihal pelayanan kesehatan publik, tapi zaman sekarang RI juga punya seribu contoh solusi masalah yang bisa dipelajari dari banyak pengalaman para negara yang punya sistem pelayanan kesehatan publik yang baik. Contohnya Kuba yang sering dikata miskin itu. Pelayanan kesehatan publiknya, sering dibilang lebih baik dari model Amerika.

Achmad Faisol

Sempatkah Menkes Budi Gunadi Sadikin membangun ''isi'' dan sistemnya? ####### kalau mengikuti standar manajemen proyek, pasti sempat... semua sudah diperhitungkan termasuk faktor risiko... namun, waini, kalau proyek roro jonggrang -- pokoknya harus selesai sebelum ayam berkokok, ya syuuulit... logika sederhana... kalau menjadi dokter karena dapat beasiswa pemerintah, tentu pemerintah mudah mengaturnya... namun, waini lagi, kalau bayar sendiri, masuk saja ratus juta, apa mau ditempatkan di daerah kering dengan gaji kecil dalam waktu lama...? mungkin bisa mencari dokter lulusan universitas islam negeri...? mengapa...? karena uin di bawah kemenag yang mempunyai motto: IKHLAS BERAMAL kali aja mau... he he he...

adi ya adi

Budi Gunadi Sadikin bisa jadi orang hebat –kalau ia bisa menundukkan dokter tapi juga tunduk pada prinsip-prinsip profesi dokter....... Penutup tulisan abah yg punya makna "dalam" bangettttt......

Dasar Goblik

Ingat om bos..Tidak semua dokter mengejar materi.Di kampung saya dokter ahli hanya punya LGX..Sementara juniornyi dokter umum punya rumah sakit..Dan dokter ahli itu bekerja di sana.Saya salut dan hormat padanyi.Wajahnyi tak pernah muram.Selalu tersenyum.Saya pernah menanyainyi.Apa kiatnya menghadapi hidup ini.Dengan melihat hedonnya sebagian teman anda?Dia menjawab santai dan sedikit bercanda.Tuhan itu memberi Cobaan dan "HARTA" sesuai dengan kemampuan kita.Sangat klise.Tapi bagi saya yang sudah sangat tua ini.Tersirat nilai sangat tinggi.

Jokosp Sp

Menepati janji seharusnya tak sesulit seperti melupakan mantan, atau sesulit meninggalkan sebatang rokok seperti @Kang Syabar Iklas. Pas ketemu di mall saat gandengan tangan dengan istri, tiba-tiba hati deg degan dan tangan jadi berkeringan dingin membuat sang istri jadi cemburu. Jadi kita bisanya cuma tunggu atas janjinya kemarin untuk segera menyelesaikan UUD PRT dalam tiga bulan mendatang, termasuk UUD Perampasan Asset. Hati percaya kok sama kamu, semoga gak ingkar janji seperti kata-kata manis sebelum harus diganti orang lain. Apalagi "DPR yang terhormat" kan sekarang terkenal dengan pengesahan yang super kilat kalau penguasanya berkehendak.

Jokosp Sp

Menakar akurasi baca data orang miskin Indonesia berdasarkan Bank Dunia (BD). Bahwa dari jumlah penduduk yang 285,1 juta menurut BD ada 60,4% jumlah penduduk yang dikategorikan miskin. Artinya ada 172 juta..........WADUH.... bikin kaget luar biasyahhhhh. BD juga menyatakan bahwa Indonesia masuk di Upper Midle Income Country sejak 2023 karena berpenghasilan bruto/ Gross National Income (GNI) US$4,589/ kapita. Sementara pemakaian standard GNI klas menengah atas adalah US$4,466 - 13,845/kapita. Ternyata yang 60,3% orang Indonesia miskin lebih separoh memiliki pengeluaran US$6,85 PPP (Purchasing Power Party). US$6,85 PPP setara dengan Rp 114.271,-. Asumsi Jisdor Rp 16.682,-/1US$. Angka kemiskinan itu harus dikonversikan dengan PPP faktor 4,756,17. Jadi jika masuk di klas menengah atas yang berpenghasilan US$6,85 adalah setara dengan Rp 32.579,7,-/kapita/hari, atau sama dengan Rp 977.393,-/kapita/bulan. Jadi muncul pertanyaan, kok ternyata kecil sekali ya?. Kok sangat miskin sekali ya....????????. Saya cek lagi data jumlah orang kaya klas jutawan hanya 191 orang atau 0,1%. Dan jumlah Milyader Indonesia ternyata hanya 35 orang yang ternyata 50% lebihnya adalah keturunan yang populasinya hanya sekitar 4,5%. Namun yang sedikit itu ternyata telah menguasai ekonomi Indonesia di segala bidang kehidupan penduduknya. Hemmmmmmm.

Johannes Kitono

Mayo Clinic dan Meditasi. Menkes BGS inginkan kualitas RS Vertikal di Sanur seperti Mayo Clinic di AS. Clinic dengan peralatan mutakhir dan dokter top didunia. Presiden SBY yang kena CA Prostat juga pernah di rawat di sana. Dan ternyata tidak semua penyakit bisa sembuh di Clinic termahal didunia. Pernah interview ex pasien Mayo yang ada masalah dengan mata. Senior citizen yang akrab dipanggil Laota cerita. Bahwa matanya pernah perih seperti ditusuk tusuk dengan lidi. Setelah berobat di semua Clinic mata di Indonesia dan Singapore. Dan akhirnya di rujuk ke Mayo Clinic AS. Hasilnya tetap sama. Nothing, kata Prof di Mayo dan hanya dikasih obat tetes mata seperti Insto. Atas referensi seorang teman Laota ikut Meditasi Tapa Brata di Baturiti, Bali. Dibawah bimbingan Bp Merta Ada, guru Meditasi dan founder Bali Usada, Meditasi Kesehatan. Ternyata Laota sembuh dan berita baik ini disampaikan ke Prof mata Mayo yang pernah merawatnya. Dengan takjub dan penasaran Prof langsung tel ke Bp Merta Ada di Bali. Setelah mendapat penjelasan detail dari Bp Merta Ada. Then, Prof itu mengirimkan isterinya yang kena Lupus. Ikut Meditasi Tapa Brata di Bali dan sembuh. Selain RS Vertikal dengan dokter spesialis dan peralatan modern. Meditasi Kesehatan juga sudah terbukti bisa mengobati penyakit manusia. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Sumber:

Komentar: 158

  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • MULIYANTO KRISTA
      Muliyanto Krista
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • MULIYANTO KRISTA
      Muliyanto Krista
  • Johannes Kitono
  • Dacoll Bns
    Dacoll
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Jokosp Sp
      Alexs
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Jokosp Sp
      Alexs
  • Everyday Mandarin
    Everyday
    • Everyday Mandarin
      Everyday
    • Everyday Mandarin
      Everyday
    • Wilwa
    • Everyday Mandarin
      Everyday
    • Wilwa
    • Wilwa
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Nusantara Hijau
      Nusantara Hijau
    • MULIYANTO KRISTA
      Muliyanto Krista
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
      MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    • Jokosp Sp
      Alexs
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Nusantara Hijau
      Nusantara Hijau
  • Wilwa
    • Wilwa
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
  • Jokosp Sp
    Alexs
    • MZ ARIFIN
      Mz Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
    • Wilwa
    • MZ ARIFIN
      Mz Arifin
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
      MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    • Wilwa
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Wilwa
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Tom Rusdi
    Tom Rusdi
  • Jokosp Sp
    Alexs
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Alexs
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Wilwa
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Jokosp Sp
      Alexs
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Wilwa
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • siti asiyah
    siti asiyah
    • Tom Rusdi
      Tom Rusdi
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Jokosp Sp
      Alexs
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Nusantara Hijau
      Nusantara Hijau
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Tom Rusdi
      Tom Rusdi
    • Jokosp Sp
      Alexs
    • MULIYANTO KRISTA
      Muliyanto Krista
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Wilwa
    • MZ ARIFIN
      Mz Arifin
  • kuwatnurcahyo@yahoo.com
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Wilwa
  • Arsen andaru
    Arsen
  • Arsen andaru
    Arsen
    • Nusantara Hijau
      Nusantara Hijau
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • xiaomi fiveplus
    xiaomi fiveplus
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • thamrindahlan
      thamrindahlan
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
    • Nimas Mumtazah
      Nimas
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • MULIYANTO KRISTA
      Muliyanto Krista
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Muhammed Khurmen
    Muhammed Khurmen
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Wilwa
    • Wilwa
    • Arsen andaru
      Arsen
    • Jokosp Sp
      Alexs
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
    • Wilwa
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Arsen andaru
      Arsen
  • MZ ARIFIN
    Mz Arifin
    • MZ ARIFIN
      Mz Arifin
    • MZ ARIFIN
      Mz Arifin
    • Arsen andaru
      Arsen