Bebek Wuhan

--
Saya suka makan Pecel Madiun. Di Madiun maupun di Surabaya. Di Suabaya, Mbak Naning adalah langganan saya. Juga pecel Bu Kus. Motto pecel Bu Kus sangat baiknya: ''Dari Tradisi untuk Masa Kini''. Saya makan pecel Bu Kus pekan lalu. Di Polda Jatim. Dikemas dalam kotakan. Modern sekali kemasannya. Tradisional sekali rasanya.
Setelah Idulfitri kemarin saya juga baca iklan kosmetik yang menggelitik: ''Hati Sudah Bersih, Waktunya Membersihkan Kulit''. Pasti itu iklan skin care yang dikaitkan dengan selesainya bulan puasa penebusan dosa.
Lalu, dua hari lalu, di Wuhan, Tiongkok, kami menemukan tekad dari sebuah perusahaan bebek di sana: Menduniakan Bebek dan Membebekkan Dunia.
Di Wuhan, setelah ke pabrik mobil tanpa pengemudi, kami memang berkunjung ke pabrik bebek. Inilah pabrik bebek terbesar di dunia. Pabriknya sampai 120 hektare.
Namanya: Zhou Hei Ya.
''Hei Ya'' artinya ''bebek hitam''. ''Zhou'' diambil dari nama pemiliknya: bermarga Zhou.
Kami beruntung. Pendiri, pemilik, sekaligus CEO Zhou Hei Ya menyambut kedatangan kami. Orangnya gempal, kepalanya hampir tidak berambut, pakai kaus lengan pendek seperti saya. Sepatunya kets. Umurnya sekitar 50 tahun.
"Orang yang berbisnis makanan itu harus berhati baik," ujarnya. "Kalau tidak berhati baik tidak akan sukses," tambahnya.
Banyak filsafat bisnis yang dikemukakan kepada kami di kunjungan itu. Misalnya, "berbisnis itu jangan semata mengejar keuntungan".
Makanan, menurut Mr Zhou, tidak mengenal negara, suku, agama, golongan. Apa pun agamanya, orang harus makan. Maka, seharusnya, makanan bisa menjadi pemersatu bangsa.
"Saya ingin makanan Tiongkok diterima di seluruh dunia. Dan makanan dari seluruh dunia bisa diterima di Tiongkok," katanya.
Meski pabrik bebek ini terbesar di dunia, ia tidak punya peternakan bebek. Bebek-bebek itu dipasok oleh pemasok dari wilayah sekitar Wuhan.
Pabrik bebek tinggal menerima bebek sudah dalam keadaan dipotong dan dibersihkan. Sayap sudah dikumpulkan sesama sayap. Leher sesama leher. Ceker sesama ceker.
Sampai di pabrik potongan bebek itu dicuci lagi dengan air steril. Pakai mesin. Dipotong-potong lagi menjadi lebih kecil. Pakai mesin. Direbus dengan bumbu. Pakai mesin. Dikemas. Pakai mesin. Didistribusikan ke seluruh negara. Juga diekspor. Belum sampai Indonesia tapi tinggal tunggu waktunya.
Seluruh mesinnya terbuat dari stainless steel. Sampai pun ke parit-paritnya. Pabrik ini mencapai kebersihan dan kesehatan setingkat dengan pabrik farmasi.
Mr Zhou sebenarnya orang Chongqing. Ia hanya tamat SD. Umur 19 tahun bekerja membantu kakaknya yang jualan bebek. Setahun kemudian Zhou merantau ke Wuhan. Usaha bebek sendiri. Jarak Chongqing-Wuhan seperti Jakarta-Surabaya.
Wuhan memang terkenal dengan populasi bebeknya. Provinsi Hubei –Wuhan ibu kotanya– termasuk kaya air. Sungai terpanjang ketiga di dunia melewati Wuhan: Changjiang. Ada 120 danau di situ. Bebek berkembang baik karena banyak air.
Begitu banyak kisah sukses industri makanan di Tiongkok. Bebek Zhou Hei Ya salah satunya. Sudah go public di pasar modal Hong Kong.
Sebelum pulang saya membeli satu bungkus sayap. Ketika bungkus itu saya buka, isinya bungkusan-bungkusan kecil. Satu bungkus satu sayap. Dengan demikian kalau hanya ingin makan satu sayap, sayap-sayap yang lain masih terjaga steril di dalam bungkusnya masing-masing.
Saya menyukai rasanya. Lidah Indonesia tidak terlalu asing pada rasa itu. Memang delapan macam bumbu dipakai merebus bebek itu. Beberapa di antaranya sudah kita kenal. Misalnya cengkih dan kayu manis. Bahkan cengkihnya dari Indonesia.
Kalau misalnya disandingkan, pilih mana: bebek Zhou Hei Ya dari Wuhan atau bebek Sinjai dari Bangkalan, Madura. Saya masih pilih bebek Sinjai.
Tapi sebenarnya tidak bisa dibanding-bandingkan begitu. Bebek Sinjai untuk lauk makan nasi. Bebek Zhou Hei Ya untuk camilan.
Bedanya lagi, seterkenal bebek Sinjai masih tetap mempertahankan cara dan gaya penyajian lamanya.
Zhou Hei Ya sudah sudah mengubah bebek dari sekadar lauk menjadi makanan ringan. Untuk lauk hanya dipakai makan dua kali. Sebagai camilan bisa dimakan kapan saja, sampai mulutnya lelah.
Dari Wuhan kami ke Chongqing. Naik pesawat. Ke arah lebih pedalaman lagi. Penerbangannya 1,5 jam.
Salah satu acaranya: ke pameran makanan. Khususnya makanan hot pot. Chongqing memang dikenal sebagai Makkah-nya hot pot. Dari sinilah makanan hot pot lahir. Merambah Tiongkok lalu mendunia.
Salah satu resto hot pot di Chongqing baru didirikan tahun 1997. Kini sudah mendunia. Bukan hanya restonya tapi juga bumbunya. Begitu restonya ngetop mulailah bikin pabrik bumbu. Jualan bumbu.
Waini sudah punya 300.000 outlet. Begitu cepatnya berkembang.
--
Pecel Madiun bisa seperti itu. Sekalian memperbaiki standarnya. Cabe mentah di pecel Madiun memang membuat rasanya asli, tapi tidak akan bisa disimpan lama. Akan berjamur. Bahaya. Kelemahan itu harus diatasi.
Harus ada juga upaya untuk menghilangkan keraguan konsumen akan kualitas kacang tanahnya. Sudah waktunya ada pecel Madiun yang memberikan garansi: kacang tanah yang dipakai merupakan kacang pilihan. Tidak tercampur kacang busuk atau setengah busuk.
Dokter sering mengingatkan bahaya aflatoksin yang ada di kacang tanah yang seperti itu. Pecel harus bebas aflatoksin. Hanya modernisasi yang bisa menghilangkannya.
''Dari tradisi untuk masa kini'' harusnya sudah tidak lagi berhenti sebagai tulisan di kemasan.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 24 April 2025: Naik Apollo
djokoLodang
-o-- APOLLO PELINDUNG JALAN JALAN ... Mobil tanpa kemudi itu waini sudah beroperasi di 12 kota besar di Tiongkok. Saya agak heran kok pakai nama berbau Amerika. ... *) Nama berbau Amerika? Tidak Apollo bukan nama asli Amerika. Apollo adalah dewa Yunani yang dihormati dengan berbagai fungsi, termasuk dewa Matahari dan cahaya, musik, puisi, penyembuhan, ramalan, dan banyak lagi. Ia juga dikenal sebagai pemimpin para Muse dan dewa pertanian. Dewa Matahari dan Cahaya: Apollo sering dikaitkan dengan matahari dan cahaya, dan bahkan diidentifikasi dengan Helios, dewa matahari. Dewa Musik dan Puisi: Apollo adalah dewa musik dan puisi, serta pemimpin para Muse, dewi-dewi yang menginspirasi seni dan kesusastraan. Dewa Penyembuhan: Apollo juga dihormati sebagai dewa penyembuhan, dan ia memiliki putra, Asclepius, yang juga dewa pengobatan. Dewa Ramalan: Apollo adalah dewa ramalan, dan Orakel di Delphi adalah tempat ramalannya yang paling utama. Dewa Pertanian: Apollo juga dikaitkan dengan pertanian dan tanaman, dan ia melindungi ternak dan kawanan dari penyakit dan bahaya. Fungsi Lainnya: Apollo juga memiliki berbagai fungsi lain, seperti pelindung seni, PELINDUNG JALAN-JALAN, tempat-tempat umum, dan pintu masuk rumah. Secara keseluruhan, Apollo adalah sosok yang kompleks dan memiliki peran penting dalam mitologi Yunani, dengan berbagai fungsi dan makna yang dihormati oleh masyarakat Yunani Kuno. *) Jadi, sudah tepat Baidu mengadopsi nama Apollo. --koJo.-
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
DUA MUKTAMAR DISWAY: MUKTAMAR PERUSUH DAN MUKTAMAR PENGUSAHA Di akhir tahun lalu, Pak Dahlan Iskan menggelar "Muktamar Perusuh" yang menyatukan para komentator kritis Harian "DISWAY" di satu tempat "muktamar" atau "gathering". Acara ini, didanai sebagian "besar" oleh Harian DISWAY, menjadi ajang berkumpulnya "perusuh" yang selama ini menggoyang pemikiran dengan komentar pedas. Bayangkan saja, para perusuh yang biasanya ribut, kini melakujan sarasehan sambil menikmati hidangan! Di sisi lain, ada "Muktamar Pengusaha DISWAY" yang mengajak para pengusaha belajar ke Tiongkok. Mereka diajak menyaksikan bagaimana negara tersebut mengubah tantangan menjadi peluang, dengan strategi bisnis yang cemerlang. ### Kedua muktamar ini menawarkan kontras yang menarik. Muktamar Perusuh berfokus pada kritik penuh canda. Sedangkan Muktamar Pengusaha menekankan pengembangan diri. Melalui interaksi ini, pembelajaran timbal balik tercipta: para perusuh menemukan cara bernavigasi di dunia bisnis, dan pengusaha memperoleh gairah inovatif berusaha.
Nusantara Hijau
Kalau di sana disebut teleportasi . Disini ada lipat bumi. Di sana ada proyeksi astral.Di sini ada Ngraga Sukma.Ada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Kita sudah maju dalam teknologi expedisi. Bukan teknologi nir awak lagi.Bahkan Nir wahana. Bisa mengirim barang lintas kota dengan akurat tanpa kendaraan. Sayang baru bisa kirim paku berkarat.Alamatnya pun akurat,tanpa GPS.Langsung dikirim ke perut korban. Dengan modifikasi teknologi santet dan Penataran P4 pada para dukunnya mungkin ini bisa jadi daya saing kita melawan teknologi mereka.
Mirza Mirwan
Dari "kuota" 40 peserta, ternyata "Petualangan Bisnis" ke Wuhan dan Chongqing yang diselenggarakan Disway hanya menggaet 26 peserta. Eh, 24 peserta ding, karena yang dua peserta adalah sang pemandu: Pak Di dan Novi Basuki. Itu berarti hanya 60% dari "target". Eh, jangan-jangan Mbak Pipit atau awak Disway lain ikut juga. Apakah Disway merugi? Ya nggaklah. Bahkan kalau pesertanya hanya 10 orang pun tetap untung. Lha nginapnya saja bukan di hotel bintang 5, kok. Sementara tiap peserta dipungut Rp38 juta untuk seminggu. He-he-he-he... saya tahu berapa keuntungan minimal Disway dari tiap peserta. Dengan budget yang sama Anda (meski tak paham bahasa mandarin, asal bisa berbahasa Inggris) bisa bertualang di Tiongkok setidaknya 3 minggu. Sebaiknya lain kali Disway jangan menggunakan istilah "Business Adventures" untuk wisata ke Tiongkok. Tetapi, waini, destinasinya jangan pabrik: bangunan modern yang kaku, keras dan melelahkan. Pasti kuota 40 peserta terpenuhi. Btw, Disway mengembangkan usaha ke bidang non media? Ho-oh gitu, kok.
Komentator Spesialis
Saya beberapa kali transit di China. Entah kenapa China dan Hongkong menjadi pilihan rute yang murah meriah. Dan saya cek lagi, tujuan Shanghai Pudong, PP cuman sekitar 3jt an. Wow....! Saya punya banyak supplier di China. Sering beli, tapi belum pernah ke sana datangi satu per satu. Justru mereka yang malah datang ke sini. Saya cuman malas ngurus visa nya. Bisnis dengan China untuk saat ini dari pengalaman bisa menghasilkan cuan gede. Tinggal kita harus smart saja memanfaatkan keberadaan mereka. Apalagi dengan adanya trump tarif, Indonesia menjadi negara yang bakal sangat diuntungkan. Tinggal gimana kita bisa memanfaatkan untuk dijual ke pasar domestik dan ekspor. Tapi, masalah terbesar adalah bahasa ! Saya ada banyak sahabat keturunan Tionghoa. Saya minta bantuan dia. Ternyata dia sendiri nggak bisa bahasa China. "Gimana sih lu, kan bahasa nenek moyang lu !". Kami tertawa bersama terkekeh kekeh.
Wilwa
Good News: Naxtra akan mulai diproduksi massal Desember 2025. Apa itu Naxtra? Naxtra adalah merek/brand dari batere Natrium-ion yang dipromosikan untuk menggantikan Lithium-ion. CATL (Contemporary Amperex Technology) dari Tiongkok akan memproduksi massal pengganti Lithium Ferro Phosphate (LFP). LFP sendiri dengan menggunakan Ferro/Besi yang menggantikan Nikel sudah berhasil mengurangi cost karena Besi lebih banyak tersedia di alam ketimbang Nikel. LFP kini dipakai di hampir semua EV karena lebih murah. Dan kini CATL melangkah lebih jauh dengan Naxtra. Natrium atau Sodium jelas lebih banyak tersedia di alam ketimbang Lithium sehingga hal ini akan mengurangi cost dari Electric Vehicle juga. Secara teoritis, Natrium-ion sebagaimana Lithium-ion bisa dikombinasikan dengan Ferro-Phosphate / Besi Fosfat atau NMC (Nickle-Manganese-Cobalt). NFP (Natrium Ferro Phosphate) secara teoritis jelas akan membuat EV semakin murah/terjangkau harganya. Karena baik Natrium dan Besi, dua-duanya berlimpah di alam ketimbang Lithium dan Nikel yang lebih terbatas kuantitasnya di alam.
Lagarenze 1301
Drone pengganti mobil? Sebentar lagi. Taksi terbang. Di Tiongkok. Akhir Maret lalu, dua perusahaan yakni EHang Holdings dan Hefei Hey Airlines, sudah mendapat sertifikat operator udara dari Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (CAAC). Kedua perusahaan mendapat izin menggunakan drone untuk layanan penumpang komersial, termasuk wisata keliling kota. Pengusaha otomotif Indonesia, Rudy Salim, sebenarnya sudah memasukkan taksi drone EHang. Malah sudah pernah uji coba di atas areal udara IKN. Namun, sampai sekarang, belum mendapat izin pengoperasian. Bicara mengenai drone, kemarin saya nonton video Presiden Prabowo mengoperasikan drone untuk menebar benih padi di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Drone yang digunakan DJI Agras T40. Untuk yang jenis generator combo, harganya sekitar Rp 268 juta. Drone itu tak hanya bisa menebar benih, tapi juga menyemprotkan dropolet pupuk dan pestisida. Presiden mengilutrasikannya seperti ini: dengan drone menanam benih untuk areal 25 hektare bisa dalam waktu sehari, dengan menggunakan tenaga manusia areal satu hektare bisa 25 hari.
Dasar Goblik
Mau sejuta mahasiswa Indonesia yang belajar ke Tiongkok.Kalau karakter bangsa kita yang lamban.Sulit maju.Kan bukan hal.baru.Berapa kali anda melihat dan mwmbaca.Beberapa orang ahli kita.Begitu di kagumi dan di hormati.bangsa lain.Setelah pulang kampung.Dia bekerja sendiri.Dengan idealisme yang kuat.Tetapi timnya lamban.Malas.Birocrazy.Bermental korup.Dia tidak tahan.Akhirnya ikut gila.Masuk perangkap.Masuk penjara.Anda² perusuh disway yang tua sudah tahu.Ada pejabat yang di bui hanya karena sebuah kebijakan.Aneh?Tidak bro.Itu biasa di negara ini.Koruptor membeli Hukum.Pebijak di penjara.Karena tidak ada uang.Coba kita renungi.Apa yang salah di bangsa ini.Semua sudah tahu.Atau pura² tidak tahu.Dasar tempe..Semua di goreng.Jadilah generasi oreg.Enak tetapi tidak abadi.Hanya sebentar di rongga mulut.Setelah itu ke kloset.Ini cerita fiktif.Bukan fakta.Tetapi ada yang tersenyum kecut.Ada yang tersenyum puas.Anda yang membaca pasti salah satu dari keduanya.
Alex Ping
Membayangkan mobil tanpa pengemudi di Indonesia: AI akan "membaca" pengamen2 di lampu merah sebagai apa? "pak ogah" di jalan putar balik jangan-jangan akan membuat mobil tanpa pengemudi tidak bisa melakukan manuver? Belum lagi, enak-enak jalan lurus tiba-tiba ada orang minta sumbangan di tengah jalan. Dan bagaimana bila tiba-tiba ada tenda orang hajatan di tengah jalan, bagaimana respon AI menghadapi ini. Hahaha
Everyday Mandarin
Saya tertarik dengan kalimat terakhir: Drone akan jadi pengganti mobil? Apa benar? Membebaskan masa depan untuk kendaraan yang bisa disetir orang awam untuk berseliweran bebas di atas kepala umat manusia, aman? Pertama, bahkan mobil atau motor yang rodanya menapak aspal aja, masih banyak yang nyungsep sana-sini, terperosok ke selokan, atau pengemudi di bawah pengaruh alkohol. Intinya bisa (ada peluang) ugal-ugalan. Lalu, yang mendekati drone -karena bisa dipakai pribadi- yaitu helikopter. Helikopter yang diawaki pilot profesional yang harus sekolah lama untuk diizinkan menerbangkan helikopter dan maintenance rutin, masih cukup sering terjadi hal-hal di luar kuasa profesional. Dan, China mengimpikan drone: sebuah kendaraan yang bisa dibeli bebas dan dikemudikan oleh Ko Aloi, yang pulang mabuk dari night club, lalu melintas dengan drone di atas perumahan-perumahan, juga bertemu ko Aliong atau ko Ahok, yang juga menerbangkan drone pulang dari night club. Walaupun driverless, apakah ada jaminan maintenance-nya di rumah sesuai SOP? itu kan jadi kayak mobil pribadi soalnya. Dan, mayoritas dr kita ga tiap hari liat helikopter terbang di atas kepala kita. Kl drone dijual bebas, berarti tiap hari berseliweran di atas kita dan saya rasa peluang utk failure makin besar.
Everyday Mandarin
Kang Lam adalah bahasa Hokkien. Mandarinnya: Jiangnan (江南). Artinya di selatan sungai/jiang (江). Jadi yang dimaksud adalah Changjiang (Yangtze). Jika di selatannya Sungai Kuning (Huang Ho/Huang He/黄河) disebut Henan (Hokkien: Ho Lam), yang saat ini kita kenal sebagai Provinsi Henan 河南. Jiang dan He berbeda.
djokoLodang
-o-- Selingan-- Intermezo Seorang pria bersama istrinya sedang menghadiri pesta pernikahan keluarga. Pria itu kembali dari bar dengan dua gelas wiski dan meletakkan satu di depannyi. "Apa ini?" tanyanyi, terkejut. "Aku minta sherry manis!" "Di sana hanya ada ini," kata pria itu. "Minumlah!" Dia mengambil gelas dan mengendusnya dengan waspada. Kemudian dia menyesapnya sedikit dan langsung mengerutkan wajahnyi. "Sangat tidak enak!" serunyi. "Tepat sekali!" kata pria itu. "Tapi, ketika aku pergi diajak teman-temanku minum itu, kamu selalu mengira aku bersenang-senang?" --koJo.-
Liáng - βιολί ζήτα
Pak Mirza Mirwan, Mungkin itulah kelebihannya seorang jurnalis yang juga pengusaha..... cerdik memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan..... dibungkus dengan istilah yang kerén "Business Adventures"..... padahal Abah DI sendiri sepertinya yang mencoba ber-adventures business..... siapa tahu kan bisa dijadikan lahan bisnis baru untuk group disway.id..... wkwkwkwkwk..... Dengan biaya sebesar itu per orang..... itu sih cukup untuk keliling Scandinavia koq..... wkwkwkwkwk.....
Jokosp Sp
Dan di Jepang yang sedang kekurangan tenaga kerja akibat populasi yang menurun tajam, banyak temen kita yang cowok akhirnya kawin dengan warga negara sana. Ini salah satu contoh saja. Saat ini sudah sangat banyak yang akhirnya bisa sukses dan berhasil di kehidupannya setelah mereka jadi PMI. Negara harus tingkatkan skill dan kompetensinya agar tidak disebut tenaga kerja Indonesia itu sebagai buruh yang konotasinya pekerja kasar di pabrik. Jadi itu tidak susah kawan, yang susah itu merubah pola pikir pejabat negara yang dibayari dari uang pajak itu. Mereka tidak kreatif, dan malas untuk berinovasi. Beda banget dengan masyarakat di China dan Jepang sekarang, mereka berpacu dengan inovasi dan negara memfasilitasi. Tauuuu ah.........saya menjawab apa yang ada di kepala.
Jokosp Sp
Hari ini tadi sempat kumpul bareng dengan Tenaga Migran Indonesia yang dari Jepang dan China di sebuah warung nasi kuning yang terkenal di kabupaten kami, dengan spesial lauknya haruan bumbu habangnya. Saya yang sok jadi wartawan, nanya : apa yang seharusnya dilakukan pemerintah kita untuk para tenaga kerja yang semakin banyak jadi pengangguran dan kena phk?. Mereka menjawab kompak : kenapa tidak diresmikan saja oleh Indonesia agar tenaga kerjanya dieksport ke luar negeri, daripada di dalam negeri tidak bisa memberikan pekerjaan atau solusinya?. Kan tidak mudah brow?. Dijawabnya : beri mereka bekal keterampilan, naikkan skil dan kompetensinya, beri mereka keahlian bahasa di negara yang akan dituju. Beri mereka kemudahan, kalau perlu gratis visa dan paspornya. Jika negara merasa tidak sanggup boleh dengan cara mencicil dari gaji yang akan didapat. Wah cerdas juga kamu brow, saya memuji jalan pikiran dan idenya. Habis mau apa kalau negara tidak bisa memberikan kita tempat untuk bekerja, dan kitapun yang sebagian besar para pekerja migran ini tanpa subsidi dan berinisiatif sendiri cari kerja di luar negeri seperti Jepang dan China ini. Bahkan teman saya banyak yang di Taiwan dan Korea Selatan. Mereka adalah penyumbang devisa ke negara, loh kan aneh malah kita yang nyumbang?. Betul juga ya, saya menimpali sambil menghabiskan nasi yang di atas piring yang dilapisi daun pisang. Malah sekarang banyak warga China asli kawin dengan warga Indonesia karena di China biaya kawin mahal. Da
Dasar Goblik
Kok ga ada knalpotnya.Hahaaaaaaaaaaaaaaingat 2013..
Liam Then
Tantangan utama ekonomi RI adalah logistik. Teritori RI tersebar dalam bentuk pulau-pulau selebar bentang benua Eropa. Dari 17.000 pulau terdaftar 6000 pulau didiami manusia. Jika ditengok data persebaran penduduk di Indonesia, mungkin ada cara untuk rumuskan pakem yang lebih baik, agar terjadi efesiensi biaya logistik dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Ongkir dari Jawa ke kantong-kantong populasi di Indonesia, sudah jelas tambah biaya ekonomi untuk pulau -pulau non Jawa. Contoh satu produk saja, solar dan bensin, berapa uang harus lesap tiap tahun, untuk hadirkan produk tersebut ke berbagai penjuru Indonesia? Hambatan logistik selama ini juga jadi momok utama pengembangan ekonomi di 5-10 pulau non Jawa yang punya konsentrasi populasi diatas 2jt jiwa. Kalau dipikirkan lebih lanjut, jumlah populasi jumlah tersebut, sudah cukup untuk ciptakan roda ekonomi inklusif dibanyak negara. Apalagi notabene pulau-pulau yang didiami sarat dengan potensi SDA. Perlu ada cari penyelesaian jalan tengah, dibuat kerangka kerja, rencana, untuk mandirikan pulau-pulau non Jawa tapi tanpa merusak sistem ekonomi yang sedang berjalan. Saya kira jika dipikirkan dengan keras solusi bisa kita temukan, untuk perubahan gradual. Solusinya apa, ini diluar kapasitas otak saya, cuma kepikiran garis besar utama saja. Tapi untuk permulaan, saya kira perlu dicari cara, supaya bisa ada jalur penerbangan dan pelabuhan internasional yang bisa hidup dan lebih aktif diatas pulau-pulau tersebut.
Johannes Kitono
Apollo made in China. Inilah hebatnya para peserta Disway Business Adventure. Bisa bertualang menikmati naik Apollo. Dan tanpa harus jadi Astronaut pula. Padahal di MAC- WTC masih ada alumni Res Publica. Masih meragukan bahwa Apollo pernah mendarat di Bulan ( 1969 ). Ditambah lagi film Apollo Hoax Hollywood yang dibintangi Tom Hank. Tentu saja teknologi mobil Apollo Co di Wuhan ini orisinil dan canggih. Bukan generasi ke sekian dari mobil Esemka made ini Indonesia. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.
Komentator Spesialis
Mas Juve, saya masih ingat tahun 1996 saya punya teman dari China. Kepala Kita masih bisa berdiri tegak dihadapan dia dan merasa kita diatas (secara ekomomi). Sekarang kok malah terbalik. Tar lagi kita dipecundangi Vietnam. Piye iki ?
Udin Salemo
Saya punya sakwa sangka, jangan-jangan Amerika dibawah Pak Trump memberlakukan tarif tak masuk akal ke China dalam upaya menahan laju teknologi yang dimiliki China. Di bidang infrastruktur jelas nyata di depan mata, infrastruktur Amerika kehilangan harga diri bila dibandingkan dengan infrastruktur negara China. Di bidang devisa, cadangan devisa China itu USD3,4 triliun. Sementara cadangan devisa Amerika hanya USD35,6 miliar. Ini perbandingan seperti langit dengan dasar palung Mariana. Sekarang pengaruh ekonomi Amerika juga jauh dibawah negara China. Banyak negara di seluruh dunia yang mengharapkan loan dari China untuk membiayai proyek yang dikerjakan. Lebih dari 150 negara yang dapat cipratan pinjaman uang dari proyek BRI (belt and road initiative). Proyek yang dibiayai BRI China ini di masa depan adalah sumber cuan yang mempertebal isi kantong negara China. Infrastruktur kalah, keuangan kalah. Teknologi juga kalah. Lalu amrik berbuat curang menghambat laju teknologi China supaya jangan sangat jauh meninggalkannya, dibuatlah tarif yang mencekik itu. Negara kaya tentu hanya akan nyengir diberlakukan tarif seperti itu. Negara suka flexing pasti puyeng kliyengan dapat tarif 32%. Setelah dinego, eh tarif malah dinaikkan menjadi 42%. Nasib, nasiiib....
Liáng - βιολί ζήτα
CHDI : "Mobil listrik yang di tahun 2010 masih dianggap mustahil kini sudah mulai merebut dominasi mobil bensin. Mobil tanpa pengemudi mulai dioperasikan secara komersial." 如果 Abah DI 知道以下情況,上面的段落或許會寫得不一樣: "The first truly autonomous, driverless passenger car was a Mercedes-Benz van developed in the 1980s by Ernst Dickmanns and his team at the Bundeswehr University Munich in Germany. This project, known as VaMoRs, demonstrated autonomous driving on highways in 1987."
Sumber:
Komentar: 131
Silahkan login untuk berkomentar