Surabaya Lombok

Dahlan Iskan dan keluarga mendapatkan penjelasan soal fasilitas-fasilitas di kapal ferry Dharma Lautan Utama.-Dharma Lautan Utama-
LAUTKU tenang, Alhamdulillah.
Kapalku besar, Alhamdulillah.
Tak seayunpun gelombang sepanjang malam, Alhamdulillah.
Tidurku nyenyak, Alhamdulillah.
Kalau pun ada kekurangan di perjalanan laut Surabaya-Lombok ini hanya satu. Kekurangan kecil: lauk untuk berbuka puasa ketinggalan.
Saat menuju pelabuhan Tanjung Perak, kami memang berhenti di Jalan Perak Barat. Ada warung Padang rasa Aceh di pinggir jalan. Dua jam lagi saatnya berbuka puasa: hari ke-28. Sepanjang Ramadan belum pernah merasakan nasi Padang.
Istri masuk warung itu: minta dibungkuskan nasi, rendang, kikil, sayur nangka daun ketela, ayam goreng. Kami pun naik ke kapal: besar sekali –untuk ukuran kapal ferry. Panjangnya 160 meter.
"Siapkan mental naik tangga kapal," kata saya kepada istri. Kuatkan lutut. Dia pun minta digandeng.
Ternyata ada lift di kapal ini. Dua lift. Gandengan tangan pun dilepas. Naik lift. Kami turun di lantai empat. Di situlah kamar kami. Sebagian penumpang turun di lantai tiga.
Tas kresek nasi Padang-Aceh ditaruh di meja dekat sofa. Saya pun mencoba membantingkan badan di ranjang. Enak. Anak-menantu di kamar lain. Enam cucu di kamar yang berbeda lagi.
Kamar penumpang di kapal ferry Dharma Lautan Utama.--
Pemilik kapal masuk kamar: Satrio WCS. Anak muda. Ia cucu pendiri PT Dharma Lautan Utama. Lulusan Seattle. Pernah ikut tinggal di rumah John Mohn di Kansas. Bapaknya teman olahraga sepeda anak saya.
Masih ada waktu 1,5 jam sebelum berbuka puasa. Ia mengajak kami tour de ferry. Naik turun ke semua lantai: ke restoran. Ke ruang karaoke. Ke masjid. Ke jogging track.
Melihat jogging track yang atraktif itu saya berpikir: di sinilah saya, besok pagi, akan senam-dansa satu jam. Saya sudah membawa speaker mini untuk memutar lagu-lagunya.
Bersama nakhoda kapal ferry Dharma Lautan Utama.-Dharma Lautan Utama-
Menjelang saatnya azan magrib kami kembali ke kamar masing-masing. Pihak kapal menyediakan makanan lengkap: takjil, berbagai minuman, makanan utama, buah, dan snack.
Tapi kami ingat bungkusan nasi Padang rasa Aceh tadi. Kami buka tas kresek warna putih. Kami buka nasi gulung dibungkus kertas putih. Kami cari rendangnya. Tidak ketemu. Istri bakikih mencari kikil. Juga tidak ketemu. Yang ada hanya bumbu rendang. Dan ayam goreng.
Saya mau rendang! Bukan hanya bumbunya!
Istri mau kikil!
Apa boleh buat, saya hanya makan nasi dan bumbu rendang. Istri makan sayur nangka. Rupanya istri tadi minta tambahan bumbu rendang. Bumbunya ada, rendangnya tidak.
Untung ada lauk terbaik: lapar. Malamnya saya tidak ikut ke karaoke. Saya harus menulis. Lalu pulas. Tidak sedikit pun ada goyangan malam itu.
Sebelum tiba saatnya bersahur saya sudah terbangun. Masih pukul 01.15. Istri masih pulas. Saya coba keluar kamar. Laut di sisi kiri gelap. Laut di sisi kanan juga gulita. Angin kencang. Tidak ada kehidupan.
Saya balik ke kamar. Membaca. Apa saja.
Saya ingin tahu Inul akan Lebaran di mana?
Apakah APBN baik-baik saja?
Danantara sudah sampai di mana?
Sudah berapa ratus perusahaan yang tiba-tiba kehilangan perkebunan sawit mereka?
Fasilitas jogging track di kapal ferry Dharma Lautan Utama.--
Setelah dua jam membaca bel berbunyi. Makanan untuk sahur tiba. Saya bangunkan istri. Inilah sahur pertama di atas kapal.
Usai sahur istri mengambil Alquran. Dia harus mengejar target: sebelum hari ke 29 bacaannyi sudah harus sampai juz 29. Sehari satu juz.
Saya turun satu lantai. Ke masjid. Ternyata antrean berwudunya panjang. Di sektor laki-laki maupun perempuan.
Pun di dalam masjid. Sudah penuh. Saya minta penumpang berkopiah haji untuk jadi imam. Ia menolak keras. Justru minta ke saya untuk jadi imam. Saya menolak –khawatir masih belum sembuh dari murtad. Saling tolak. Harus ada yang mengalah.
Saya mengalah. Salat subuh ini harus dua atau tiga sesi. Maka saya baca surah terpendek: Kulhu. Sebelum itu: Al Asr.
Benar saja. Seluruh jamaah harus bergegas keluar. Lebih banyak lagi yang ingin masuk. "Seperti di gereja saja," celetuk saya mencoba bercanda, "ada kebaktian kedua".
Ternyata ada jamaah yang marah dengan candaan itu. "Jangan samakan masjid dengan gereja..," sergahnya dalam nada tinggi. Ia masih terus nerocos. Saya pilih berlalu.
Ternyata saya belum sembuh dari murtad. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 29 Maret 2025: Cak Nun
Maramuda Sagala
Harus diakui, emha adalah sosok yg paling konsisten untuk selalu berada di bagian oposisi kekuasaan. Dari era orba sampai era reformasi.
D-D win
Butet dikenal Asu,
Dr Ryu hasan dikenal DokDes (dokter bedes). Mungkin mereka sealiran seperti asu dan bedes.
djokoLodang
-o--
29 Maret 2025
HARI RAYA NYEPI
Hari Raya Nyepi mengingatkan kita
bahwa kita sering kali terperangkap dalam kesibukan luar,
dan lupa untuk merawat jiwa kita.
Melalui Nyepi,
kita belajar untuk kembali mengisi energi jiwa kita,
untuk memberi ruang bagi spiritualitas
yang seringkali tenggelam oleh rutininitas kehidupan.
--Anand Krishna.
--0-
djokoLodang
-o--
Adalah salah untuk berpikir bahwa berdiam diri setahun sekali pada hari Nyepi sudah cukup. Itu tentu saja tidak cukup. Seseorang harus mempraktikkan Nilai-nilai Nyepi setiap hari.
APA ARTI HARFIAH NYEPI?
Berasal dari "menyepi" - tetap diam - itu bukan "keheningan yang dipaksakan." Itu adalah tetap diam secara sukarela, dan dalam kesadaran penuh.
Berdiam diri karena takut bukanlah Nyepi. Seseorang harus melakukannya dengan sukarela.
AMATI GENI: Tidak Ada Api/Tidak Ada Cahaya.
Secara lahiriah, ia mematikan listrik – tidak ada kompor, tidak ada mesin, bahkan tidak ada lilin.
Secara batiniah, ia mematikan api emosi dan nafsu.
AMATI KARYA: Tidak Ada Pekerjaan/Tindakan.
Tetaplah di rumah dengan cara apa pun jika Anda ingin mengamatinya secara lahiriah, tetapi jangan lupa untuk mengakses bagian dalam diri Anda. Itulah rumah Anda yang sebenarnya, itulah tempat tinggal jati diri Anda yang sejati.
AMATI LELUNGANAN: Tidak Ada Kekeliruan.
Awasi pikiran Anda. Jadilah saksi atas kegoyahannya, atas awan-awan pikiran yang berkumpul dan menyebar.
AMATI LELANGUAN: Tidak Memanjakan Kenikmatan Indrawi.
Berlatihlah menahan diri, berlatihlah disiplin diri, dan belajarlah untuk menguasai indra Anda. Mulailah dengan berpuasa, tetapi jangan berhenti di situ.
Lebih penting daripada apa yang masuk ke mulut Anda, adalah apa yang keluar dari mulut Anda. Kendalikan ucapan Anda.
--0-
suryanto bagelen
Musik adalah harmoni. Musik adalah seni dan keindahan.
Kalau ada kyai atau ulama atau ustadz yg mengharamkan musik saya pun heran.
Bukankah suara burung yg tengah bersiul & berkicau adalah musik yg harmoni & sangat indah?
xiaomi fiveplus
cak nun sering disebut kyai mbeling di antaranya karena metode dakwahnya yg di luar pakem. saat banyak kyai tradisional berpendapat bahwa musik itu haram, cak nun malah selalu mengiringi dakwahnya dengan grup musiknya kyai kanjeng.
yg sy belum paham, kyai tradisional mengharamkan musik termasuk gending. tp bukannya gending juga dipakai sunan kalijaga? di satu sisi mengatakan haram, di sisi lain sering mengagung-agungkan sunan kalijaga.
mungkin ada yg bisa membantu menjelaskan.
Jokosp Sp
Mbah Mars ini terusan ceritanya yang saya ingat waktu masih remaja dulu ketika bisa beli bukunya di Gramedia. Karena slilit ini sang kiai tidak jadi langsung masuk ke syurga. Ketika ketemu jamaah majelisnya maka ditanyalah malaikat : kenapa Pak Kiai ada di neraka ini, tidak seharusnya beliaunya ada di sini. Wajar kalau kami para jamaahnya yang ada di sini. Malaikat menjawab : "kamu tahu kenapa Kiaimu ada di sini?". Tidak malaikat. "Ketika beliau dalam perjalanan mau sholat, tiba-tba ada yang mengganggu dengan slilitnya". "Dan Kiai tidak sadar kalau telah mematahkan bilah pagar bambu milik tetangga satu kampungnya tanpa minta ijin dulu". Jadi begitu malaikat. Apakah tidak ada pengampunan bagi Pak Kiai?. Malaikat menjawab : "pasti ada, tuhan itu maha pengampun". "Dan makanya Kiai ada di sini sekarang". Para jamaah baru tahu kalau hal sekecil itu jadi bikin slilit jalannya menuju syurga. #Do'a terbaik buat Cak Nun semoga diberi kekuatanNya dan disembuhkan.....Aamiin
Ahmad Zuhri
Saya beli buku bekas ini, ga sengaja pas carikan majalah2 bekas untuk anak saya waktu itu.. dan kisah yg tak baca ya yg ditulis njenengan ini Mbah..
Mbah Mars
Salah satu karya Cak Nun adalah buku berjudul Slilit Sang Kiai.
Judul buku ini diambil dari salah satu esai yang berkisah tentang seorang kiai yang hendak shalat, tetapi terganggu oleh sepotong kecil makanan (slilit) yang tersangkut di giginya. Kisah ini menjadi simbol bagaimana hal kecil dalam hidup bisa menjadi penghambat jika tidak disadari dan diatasi. Melalui analogi ini, Cak Nun menggambarkan bagaimana hal-hal kecil dalam kehidupan sosial dan bernegara sering kali menjadi akar permasalahan besar.
Semoga Cak Nun segera diberi kesembuhan. Allahumma anta as-syafii isyfii laa syifaa a illaa syifaa an laa yughadiru saqaman.
djokoLodang
-o--
DEBAT KAKEK
Kakek: "Kalau aku ingin makan es krim untuk makan siang, demi Tuhan, aku akan makan es krim untuk makan siang! ... Tidak mau yang lain!!"
Cucu: "Dengan siapa kau bicara, Kakek?"
Kakek: "Nenekmu."
Cucu: "Lho, ... Nenek kan sedang ke luar rumah."
Kakek: "Ya, Aku tahu, Cucu. ...
Bagi Kakek, lebih baik berdebat dengan Nenek saat dia tidak ada di sini."
--koJo.-
Mbah Mars
Salah satu potongan video Cak Nun yg viral adalah “Wong lanang ora brengosen, ora gondrong, ora ngerokok, ora ngopi, ora suit-suit yen ono cewek lewat, njuk ngapa dadi wong lanang ?” Jadi, jadi laki-laki itu harus macho, rada-rada nakal dan ndugal. Kira-kira kalau di antara perusuh CHD siapa ya
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
CAK NUN:
KUKENAL DUA ADIK BELIO..
Saat saya SMP, Cak Nun ada di SMA Muhi Yogya.
Saya mendirikan PSPI (Persatuan Sahabat Pena Indonesia) di SMP 3 Yogya
Beliau juga mendirikan PSPI di SMA Muhi Yogya.
Kalau saya, motivasi mendirikan PSPI di sekolah saya adalah agar bisa mendapatkan majalah Sahabat Pena, gratis, dari PN Pos dan Giro (sekarang Posindo).
Gak tau kalau Cak Nun.
Saat saya SMA, di SMA 5 Yogya, saya ketemu adik Cak Nun, karena sesama aktivis majalah dinding di sekolah.
Saat itu, kami sempat membuat pameran majalah dinding SMA se Kodya, tahun 1972.
Dan se DIY, tahun 1973.
Tahun 2000an, saya ketemu adik Cak Nun yang lain di Surabaya, saat belio menjadi penulis buku "Manajemen Mandor Kawat", dan saya kebagian tugas sebagai editor
Buku diterbitkan Gramedia Pustaka Utama .
Mandor Kawat: mandor jaringan kabel perusahaan telekomunikasi:
Pak Sumikaj, Bc.TT..
###
Meski begitu saya belum pernah ketemu fisik ama Cak Nun.
Kupanjatkan doa terbaik juga buat belio..
Mbah Mars
Ini guyonan Cak Nun tentang rokok. Katanya: “Kyai NU kok tidak merokok itu tidak lazim” Beda dengan Muhammadiyah, yang kata Cak Nun terbelah sikapnya terhadap rokok. “Ada 2 madzab yg berkembang di Muhammadiyah”, kata Cak Nun. “Pertama, madzab Malikiyyah. Tokoh panutannya Pak Malik Fajar yg hobi merokok. Maka madzab ini, meskipun Muhammadiyah tetap merokok”, lanjutnya. “Madzab yg kedua adalah Syafi’iyyah dengan tokoh sentral Buya Syafi’i Ma’arif. Buya Syafi’I tidak merokok. Ini adalah orang-orang Muhammadiyah yg konsisten tidak merokok”.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@Mbah Mars..
Saya sempat mau jawab pertanyaan jenengan..
“Wong lanang ora brengosen, ora gondrong, ora ngerokok, ora ngopi, ora suit-suit yen ono cewek lewat, njuk ngapa dadi wong lanang ?”
Kalau di antara perusuh CHD ya..
Itu.
Cetho welo welo..
###
Tapi rasido.
Takut batal puasanya.
Maaf.
Fauzan Samsuri
Manusia tempatnya salah dan lupa. Ketika manusia "mendapatkan" peran, peran itu perlu dibagi kepada manusia lain agar tidak bertumpu hanya kepada dirinya, sehingga ketika dia salah akan ada yang meluruskan, ketika dia lupa akan ada yang mengingatkan. Peran meluruskan dan mengingatkan dalam cakupan lebih luas adalah guru bangsa, diantara guru bangsa itu Mbah Nun salah satunya.
hikends
Abah DI jika bermadzab Kumaila Hakimah pasti menertawakan komentar saya ini.
Saya husnudzon saja sakitnya mbah Emha, barangkali beliau sedang suluk langsung dengan Allah SWT, semoga mbah Emha sehat seperti semula sehingga kita kita ini masih bisa kebagian lagi berbagai pencerahannya.Jika Allah SWT berkehendak lain atas sakitnya mbah Emha, barangkali ilmu yang didapat mbah Emha dalam suluknya memang hanya murni hubungan Allah SWT dengan pribadi hambanya, hanya untuk pribadi mbah Emha saja
Jimmy Marta
Merawat orang tak sadar, merawat orang sakit yg tak bisa apa-apa pasti butuh kesabaran luarbiasa.
Dua duanya tergantung pd perawatnya.
Jika itu dilakukan anak pd orang tuanya. Istri pd suaminya. Secara ikhlas. Balasannya tiada lain, adalah surga. Begitulah keyakinan saya.
Berkat kepasrahannya Butet mendapat mukjizat. Mudah2an ada mukjizat-mukjizat berikutnya. Untuk Cak Nun dan umatNYA. Amin
MZ ARIFIN
BismiLlaahi turbatu ardhi naa, bi riiqoti ba'dhi naa, yusyfa bi hi saqiimu naa, bi idzni Robbi naa.
Dg nama Allooh, tanah bumi kami; dg ludah bagian kami, disembuhkan dg nya sakit kami, dg idzin Tuhan kami.
Siapa yg mau meluangkan waqtu untuk menempelkan tangan ke tanah, memercikkan ludah, menempelkan ke tubuh P Emha & bacakan do'a tsb.
Semoga diqobulkan do'a kita.
Semoga shochiich chadiits tsb.
Jo Neca
Nyanyian patah hati..Negeri di mana rasa adil jauh di menara elit.Rasa adil bertahta di singgasana.Enggan blusukan ke lobang.Apalagi ke gubuk derita.Sampai elitpun bingung.Apa makhluk yang bernama adil.Sampai Satria Piningit..Asu Kertarejasapun di campakan dari dinding hati.Teruslah berkesah hai jelata..Sampai desahan kenikmatan elit berakhir.Sambil menanti datangnya adil.Walau mungkin sama seperti Samuel Beckett menunggu si Kodot.Ia datang tak di jemput.Pulang tak di antar...Sastra Kaki Lima
MZ ARIFIN
Tahun 1969 tulisan Emha 'Ainunnajiib ada di majalah ,ttg filsafat.
Usia nya 15 tahun.
Ponpes Gontor mendidik nya.
Jiwa peduli pd masyarakat, terasah.
Lingkungan Yogya menyuburkan nya.
Indonesia melahirkan nya.
Semoga cepat sembuh, tak merokok lagi.
Prieyanto
Doa Sehelai Daun Kering
(Emha Ainun Najib) Jakarta 11 Pebruari 1999
Jangankan suaraku, ya Aziz
Sedangkan firmanMupun diabaikan
Jangankan ucapanku, ya Qawiy
Sedangkan ayatMupun disepelekan
Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah
Sedangkan kasih sayangMupun dibuang
Jangankan sapaanku, ya Matin
Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan
Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka
Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus
Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka
Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban
Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati
Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali
Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti
Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu
Sedangkan IbrahimMu dibakar
Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut
Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian
Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir
Wahai Jabbar Mutakabbir
Engkau Maha Agung dan aku kerdil
Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan
Engkau Maha Kuat dan aku lemah
Engkau Maha Kaya dan aku papa
Engkau Maha Suci dan aku kumuh
Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya
Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar
Rasul kekasihMu ma¨ªshum dan aku bergelimang hawa¨ª
Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab
Wahai Mannan wahai Karim
Wahai Fattah wahai Halim
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu
Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaanMu
Xiaomi A1
Jombang, mungkin kita mengenalnya hanya sebuah kabupaten kecil di jawa timur..
Mundur ke abad ke 10 masehi, Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan mataram kuno dari jawa tengah ke timur, konon lokasinya berada di daerah Watu Galuh..sampe sekarang pun memang masih ada desa yang bernama Watu Galuh tsb (klo tdk salah masuk di kecamatan Diwek)..berabad kemudian di era Majapahit, lokasi Jombang berbatasan langsung dengan Trowulan sebagai Ibukota Majapahit..maka sbg daerah pusat peradaban tua, tidak mengherankan jika banyak sekali tokoh nasional yg berasal dari Jombang..
Salam..
Sumber:
Komentar: 109
Silahkan login untuk berkomentar