Taruhan Draf

Taruhan Draf

Presiden Joko Widodo memegang minyak goreng kemasan dalam rapat rapat terbatas guna membahas terkait ketersediaan minyak goreng di Tanah Air di Kantor Presiden, Jakarta, pada Selasa, 15 Maret 2022.-Ilustrasi:Syaiful Amri/Foto: Setpres/Kris -disway.id

INI hari ketiga setelah Presiden Jokowi mengumumkan larangan total ekspor minyak sawit. 

Harga minyak goreng di pasar masih bervariasi. Ada yang turun sedikit. Ada yang naik sedikit –seperti dikutip CNN Indonesia dari pasar di Bekasi kemarin.

Sambutan umum sangat menggembirakan. "Ini baru presiden," tulis salah satu komentar di Disway memuji ketegasan larangan ekspor itu. "Beliau ternyata bukan hanya petugas partai. Juga tidak bisa disetir oligarki," tambahnya.

Reaksi petani sawit sebaliknya. "Presiden juga harus memikirkan yang terkait dengan petani sawit. Yang jumlahnya mencapai 5 juta orang," tulis komentar dari Sumatera. Mereka merasa terancam dengan larangan ekspor itu. Harga jual tandan sawit bisa jatuh.

Besok adalah hari keempat. Lusa, Anda tahu: hari kelima. Saya akan terus melihat perkembangan harga minyak goreng. Terutama ketersediaannya. Kalau sampai lusa masih belum berubah, berarti larangan ekspor total itu berlaku. 

Mulai 28 April 2022. 

Dan akan terus berlaku. "Sampai minyak goreng melimpah di dalam negeri," seperti dikatakan sendiri oleh Presiden Jokowi.

Soal ketersediaan, rasanya sudah mulai cukup. Di pasar-pasar. Juga di supermarket. Tapi harganya yang belum cukup. Menandakan minyak goreng belum melimpah.

Mungkin harus sabar. Peraturannya lagi disusun. 

Anda bisa membayangkan: betapa sibuk para pejabat eselon satu dan eselon dua sekarang ini. Khususnya di kementerian perdagangan. Dan di kementerian perindustrian. Juga di kementerian hukum dan HAM.

Merekalah yang dalam praktiknya menjadi ''dapur'' penyusun konsep peraturan yang akan diterbitkan. Bunyinya bagaimana. 

Berapa pasal. 

Sesuai nggak dengan keputusan lisan Presiden Jokowi. 

Draf itu lantas diajukan ke atas. Dikoreksi. Mungkin juga dimintakan petunjuk. Lalu diperbaiki –kalau masih ada yang harus diperbaiki. 

Setelah itu barulah diparaf oleh banyak pejabat eselon satu. Untuk diajukan ke atas. Untuk dimintakan tanda tangan.

Rasanya tidak mungkin Presiden Jokowi sendiri yang tanda tangan. Juga tidak mungkin salah satu menko –karena sifat menko yang koordinatif. 

Rasanya Menteri Perdagangan Mohammad Lutfi yang harus tanda tangan. Atau cukup direktur jenderal di bawahnya.

Tentu rapat-rapat di eselon satu dan eselon dua seperti maraton. 

Perkiraan saya: jalannya rapat itu seru sekali. Mereka tidak mungkin menyusun draf yang bisa sepenuhnya seperti yang diucapkan Presiden Jokowi di video yang diterbitkan Istana Kepresidenan itu.

Mungkin mereka sedang merumuskan kompromi. Antara keinginan presiden dengan realitas di lapangan. Juga dengan kebutuhan negara akan devisa. 

Di jalan pikiran mereka, mungkin, yang penting keinginan presiden bisa terpenuhi. Yakni, harga minyak goreng di dalam negeri turun.

Kalau perlu tanpa ada larangan ekspor –apalagi secara total. Mengapa tidak. Yang penting harga turun. Sebelum tanggal 28 April. Dan melimpah.

Kompromi itu bisa saja begini: ekspor dilarang sementara, khusus untuk minyak goreng. Tidak termasuk CPO. Sampai harga turun.

Atau: ekspor minyak goreng pun tidak dilarang. Cukup dikurangi: antara 10 sampai 20 persen. Dengan asumsi pengurangan itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Itu perkiraan saya. Tentu saya tidak berani menantang pembaca Disway untuk taruhan: beranikah mereka membuat peraturan yang tidak seperti dikatakan presiden ke publik? Ini bulan puasa. Bukan bulan untuk bertaruh.

Yang tidak kalah pusing adalah: bagaimana merumuskan kata-kata presiden "sampai minyak goreng melimpah".

Ukurannya apa? 

Tentu, harga. Tidak mungkin dikatakan sudah melimpah kalau harga masih tinggi.

Maka tim pembuatan konsep keputusan itu pun akan berdebat: harga berapa yang dianggap sudah turun itu. Kembali ke harga Desember 2021? Harga Januari? Harga Maret?

Saya pun kembali menebak. Mereka akan merumuskan begini: harga turun itu bila sudah menjadi Rp 14.000/kg. Itu untuk minyak goreng curah. Sedang yang kemasan tidak akan mereka atur.

Apa pun, peraturan itu sudah harus diterbitkan tanggal 27 April. Berarti besok, draf itu sudah harus final. Ada waktu satu hari lagi untuk finishing.

Mungkin, hari-hari ini, mereka tidak sempat berbuka bersama keluarga. Pulang pun menjelang sahur. Nama presiden sedang mereka pertaruhkan.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Tanpa Sapujagat

Mister Xi
Komentar2 tidak dihapus,,,, hanya Ter- hidden (display : none),,,,, Berikut ini hasil analisa inyong :

Aji memblokir javascript di browser nya,,, sehingga bisa mlakukan "paste'.

Nah,,, iseng2 si Aji,,,, memasukan script dalam kolom komen,,,,,

Sedangkan akhir2 ini,,,, admin sering menyisipkan google ads di antara koment satu dengan lainnya,,,, yg itu juga memerlukan script,,,, makanya admin "enabling script on comment'.

Wakakkakakaaa

No Name
Ternyata Abah butuh beberapa kali diingatkan. Sebelum Er Gham ngomong, saya sdh bilang, "ketika CPO internasional naik di NKRI harga mati harganya Rp 28.000 per kg sementara di Malaysia cuma Rp. 8.500; ketika minyak bumi turun di NKRI harganya Rp. 6.500-an sementara di Malaysia cuma Rp 4.000-an (sekitar Rp.4.300) dan di Amerika cuma $ 2,5 per gallon." NKRI tidak punya sistem, semuanya tergantung ke superhero. Akhirnya superhero itu diusulkan 3 periode (seperti nasi padang pakai tambuah ciek!). Padahal George Washington dari awal kemerdekaan Amerika sdh mendorong ke sistem dan menghindari superhero, demikian juga Nelson Mandela, dia menghindari tambuah meskipun makan nasi padang sebelum ketemu Xanana. Coba hitung! Kita ketinggalan berapa tahun? Kalau cuma dibandingkan ke Afrika Selatan kita tertinggal puluhan tahun, kalau ke Amerika?

Sumber:

Komentar: 204

  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis
  • alasroban
    alasroban
  • Mas Abazh
    Mas
  • Raimu Asu
    Raimu
    • Pedro Patran
      Pedro
    • Raimu Asu
      Raimu
  • Akagami Shanks
    Akagami
  • Pidik Wahono
    Pidik
  • Suharyanto
    Suharyanto
  • Liam Then
    Liam Then
  • Otong Sutisna
    Otong
  • Zaleman Alfarizi
    Zaleman
    • Akagami Shanks
      Akagami
  • Mister Xi
    Mister Xi
    • Amat Kasela
      Amat K.
    • Amat Kasela
      Amat K.
    • Akagami Shanks
      Akagami
    • Johan
      Johan
    • Akagami Shanks
      Akagami
    • Mister Xi
      Mister Xi
    • Mister Xi
      Mister Xi
    • Mister Xi
      Mister Xi
    • Mister Xi
      Mister Xi
  • Johan
    Johan
  • dabaik kuy
    kritikItuSehat
    • Mirza Mirwan
      Mirza
  • Liam Then
    Liam Then
    • Akagami Shanks
      Akagami
    • Lukman bin Saleh
      Lukman
    • Udin Salemo
      Udin
    • Jokosp Sp
      Alexs
    • Johan
      Johan
    • Akagami Shanks
      Akagami
    • Amat Kasela
      Amat K.
    • Otong Sutisna
      Otong
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong putu
      Leong Putu
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Liam Then
    Liam Then
  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
  • Agus Suryono
    Agus Suryonegoro III
  • Agus Suryono
    Agus Suryonegoro III
  • ahmad faqih
    ahmad
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Udin Salemo
    Udin
    • Amat Kasela
      Amat K.
    • Robban Batang
      Robban
    • Lukman bin Saleh
      Lukman
    • Santun Mulia
      Udin
    • Liam Then
      Liam Then
  • Mirza Mirwan
    Mirza
    • Jokosp Sp
      Alexs
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Akagami Shanks
    Akagami
    • Udin Salemo
      Udin
    • Akagami Shanks
      Akagami
    • Robban Batang
      Robban
    • Akagami Shanks
      Akagami
    • Akagami Shanks
      Akagami
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo
    • Jokosp Sp
      Alexs
  • Hardiyanto Prasetiyo
    Hardiyanto
    • Jokosp Sp
      Alexs
  • Tom Hardy
    Tom Hardy
  • Pryadi Satriana
    Pryadi
  • I WAN I WAN
    I WAN
    • I WAN I WAN
      I WAN
  • I WAN I WAN
    I WAN
  • I WAN I WAN
    I WAN
  • Yea A-ina
    yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • Yea A-ina
      yea aina
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Agus Suryono
    Agus Suryonegoro III
  • daeng romli
    Daeng Romli
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • dar_smd
    dar_smd
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Lukman bin Saleh
    Lukman
    • Lukman bin Saleh
      Lukman
    • Liam Then
      Liam Then
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Antonio Samaran
    Antonio
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • ulul azmi
    ulul
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Rizky Dwinanto
      Rizky
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Gito Gati
      Gito
  • Lukman bin Saleh
    Lukman
  • Johannes Kitono
  • DeniK
    DeniK
    • Lukman bin Saleh
      Lukman
    • alasroban
      alasroban
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Richolas Tjhai
    Richolas
  • Hardiyanto Prasetiyo
    Hardiyanto
    • Gito Gati
      Gito
  • Fauzan Samsuri
    Fauzan
    • Gito Gati
      Gito
  • Rizky Dwinanto
    Rizky
    • Jokosp Sp
      Alexs
    • Rizky Dwinanto
      Rizky
  • Muin TV
    Muin
  • Muin TV
    Muin
  • Umri Nasution
    Umri
  • Dahlan Tampubolon
    Dahlan
  • DeniK
    DeniK
  • DeniK
    DeniK
  • Agus HW
    Agus
    • Pryadi Satriana
      Pryadi
    • Anto Jr
      Anto
  • Mister Xi
    Mister Xi
  • Ben Real
    Ben
  • Amat Kasela
    Amat K.
  • Pryadi Satriana
    Pryadi
  • Pryadi Satriana
    Pryadi
  • Musbi Ayu
    Musbi
  • Muhammed Khurmen
    Muhammed Khurmen
  • Cucu Nuryani
    Cucu
  • Cucu Nuryani
    Cucu
  • Survey Independen
    Survey
    • Wahyoon Xenia Vivi
      Wahyuniati
  • Survey Independen
    Survey
  • Survey Independen
    Survey
  • Survey Independen
    Survey
    • Mister Xi
      Mister Xi
  • mzarifin umarzain
    mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
    • pramu wibawa
      pramu
    • mzarifin umarzain
      mzarifin
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • alasroban
    alasroban
    • mzarifin umarzain
      mzarifin